Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/07/2022, 16:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Oligohidramnion adalah kondisi yang terjadi ketika wanita hamil memiliki sedikit air ketuban.

Air ketuban adalah cairan seperti air yang mengelilingi bayi di dalam rahim. 

Dilansir dari Cleveland Clinic, air ketuban berfungsi untuk melindungi bayi dari infeksi dan kompresi tali pusar serta melindungi gerakan bayi saat berada di dalam rahim.

Selain itu, air ketuban juga membantu mengembangkan sistem pencernaan dan pernapasan bayi serta mengatur suhunya.

Terlalu sedikit air ketuban dapat menyebabkan masalah kesehatan pada bayi atau menjadi tanda dari kondisi yang mendasarinya.

Baca juga: 7 Fungsi Air Ketuban, Salah Satunya Melindungi Janin

 

Kondisi ini dapat mempengaruhi perkembangan bayi atau menyebabkan komplikasi selama persalinan dan melahirkan.

Penyebab air ketuban sedikit 

Dikutip dari Healthline, ada beberapa hal yang menjadi penyebab air ketuban sedikit, yakni:

1. Ketuban pecah dini (KPD)

Ketuban pecah dini terjadi saat kantung ketuban (atau "kantong air") pecah atau mulai bocor sebelum persalinan dimulai. 

Jika terjadi kondisi yang demikian, segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan.

2. Masalah dengan plasenta

Plasenta memiliki peran penting dalam membawa nutrisi dan oksigen ke bayi. 

Baca juga: Ibu Hamil dengan Hepatitis B Kronik Berpotensi Menularkan ke Bayinya

Jika plasenta tidak berfungsi atau sudah mulai terlepas dari dinding rahim, bayi mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mengeluarkan cairan (urine).

3. Cacat lahir

Jika bayi memiliki masalah fisik, terutama dengan ginjal, mereka mungkin tidak menghasilkan cukup urine yang menyebabkan sedikit air ketuban.

4. Kondisi kesehatan pada ibu

Berikut adalah komplikasi pada ibu selama kehamilan yang dapat menyebabkan air ketuban sedikit:

  • Preeklamsia
  • Diabetes
  • Tekanan darah tinggi
  • Kegemukan
  • Dehidrasi

5. Obat-obatan

Beberapa obat, terutama yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, dapat menyebabkan air ketuban sedikit.

Baca juga: Keracunan Ketuban? Jangan Salah Kaprah, Ini yang Sebenarnya Terjadi

Berapa jumlah air ketuban yang normal?

Untuk mengetahui kadar air ketuban, apakah sesuai dengan usia kehamilan, perlu melakukan pemeriksaan dengan dokter.

Dokter dapat menggunakan ultrasound untuk mengukur apakah ada cukup air ketuban.

Sebelum 24 minggu, cairan ketuban diukur melalui ultrasound dengan metode yang disebut "kantong vertikal maksimum."

Ultrasound akan memindai rahim untuk menemukan dan mengukur satu kantong terdalam cairan ketuban yang mereka bisa. 

Ukuran normal adalah 2 hingga 8 cm. Jika kurang dari 2 cm, inu menunjukkan air ketuban rendah pada tahap ini.

Baca juga: Cuti Melahirkan 6 Bulan, Ini 10 Negara dengan Cuti Hamil Terlama di Dunia

Setelah 24 minggu kehamilan, cara paling umum untuk mengukur cairan ketuban adalah dengan AFI atau indeks cairan ketuban.

AFI diukur persis seperti metode kantong terdalam tunggal, tetapi teknisi ultrasound akan mengukur kantong cairan dari empat bagian rahim yang berbeda. 

Pengukuran ini akan dijumlahkan untuk mendapatkan AFI. AFI normal adalah 5 sampai 25 cm, sedangkan AFI di bawah 5 cm berarti air ketuban rendah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com