Semakin tinggi UV indeks, lanjut Shannaz, maka semakin mudah kulit terbakar (sun burn), serta risiko menderita kanker kulit semakin tinggi.
“Jadi kita walaupun ingin mendapatkan vitamin D sebanyak-banyaknya, harus memperhitungkan keamanan kulit di kemudian hari,” paparnya.
Perlu diketahui, sinar ultraviolet juga berpengaruh ke organ mata, yang apabila mata terkena paparan UV tinggi dapat menimbulkan katarak dalam jangka panjang. Untuk mengurangi risikonya, saat sinar matahari terik sebaiknya menggunakan pelindung mata seperti kaca mata.
Baca juga: Meski Bermanfaat, Berjemur Tak Bisa Mematikan Virus Corona
Shannaz mengimbau untuk mengusahakan berjemur yang dibarengi dengan berolahraga, sehingga tidak hanya menjemur diri di bawah sinar matahari.
Akan tetapi, kelompok tertentu yang tidak bisa beraktivitas berat dapat berjemur untuk mendapatkan vitamin D dari sinar matahari dengan memperhatikan waktu dan indeks UV.
Terakhir, perlu digarisbawahi bahwa vitamin D tidak hanya berasal dari sinar matahari, tapi juga bisa didapatkan melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Sehingga, pemenuhan kebutuhannya dalam tubuh bisa diimbangi dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin D.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.