Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Ungkap Bagaimana Induk Simpanse Berduka Usai Kehilangan Anaknya

Kompas.com - 15/07/2022, 13:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Beberapa hewan disebut memiliki perilaku berduka ketika kehilangan anak mereka, salah satunya adalah simpanse.

Kini dalam sebuah pengamatan baru, peneliti berhasil mengamati lebih dekat perilaku itu.

Dikutip dari Phys, Kamis (14/7/2022) pengamatan yang dilakukan di Hutan Budongo, Uganda ini dapat membantu memahami, mengapa induk simpanse membawa bayi mereka yang sudah mati.

Baca juga: Pertama Kali Diamati, Simpanse Gunakan Serangga untuk Obati Luka

Dalam studi ini para ilmuwan dari Universitas St Andrews dan Universitas Neuchatel menggunakan pengamatan selama 40 tahun untuk mengeksplorasi perilaku menyedihkan, namun menarik ini.

Penelitian yang dipublikasikan di Primates, menunjukkan bahwa setidaknya seperempat bayi simpanse yang mati terus digendong oleh induknya. Biasanya itu hanya terjadi untuk beberapa hari.

Namun karena kesulitan mengamati perilaku ini, para peneliti memperkirakan bahwa mungkin lebih dari 70 persen bayi simpanse mati yang masih digendong oleh induknya.

Menurut peneliti, para induk simpanse melakukan perilaku ini, bukannya karena mereka tak menyadari bahwa anak mereka sudah mati.

Penulis senior, Catherine Hobaiter menjelaskan bahwa mereka menjelaskan bahwa peneliti memiliki beberapa pengamatan, di mana induk simpanse yang sedih kehilangan bayinya akan cenderung menggendong lebih lama. Bahkan, pada induk yang sangat berpengalaman menggendong bayi mereka yang mati.

"Jadi kami tak berpikir bahwa mereka melakukan ini lantaran mereka tak menyadari apa yang telah terjadi (bayi sudah mati)," kata Hobaiter.

Lebih lanjut, dalam beberapa kasus luar biasa, para peneliti mengamati induk simpanse yang menggendong bayinya selama beberapa bulan.

Dalam satu kasus, seorang induk juga tampak membawa benda pengganti berupa ranting kecil selama beberapa hari, untuk menggantikan tubuh bayinya.

Baca juga: Simpanse Hindari Bau Busuk Putrescine dari Kawanannya yang Mati

"Primata jarang membawa bayi yang mati selama beberapa minggu atau bulan. Tetapi simpanse tampaknya lebih sering melakukannya," ungkap Adrian Soldati, penulis utama studi.

"Yang menarik perhatian adalah kami mengamati untuk pertama kalinya seorang induk muda yang kehilangan semua keturunannya. Dia kemudian membawa ranting, kemungkinan sebagai pengganti tubuh bayi. Kami pikir ini mungkin telah membantunya mengatasi kehilangan," jelas Soldati.

Peneliti mengungkap pula, bahwa bayi simpanse dan induk mereka memiliki ikatan yang sangat erat, menghabiskan setiap hari bersama hingga sepuluh tahun dalam hidup mereka.

Induk simpanse ini mungkin telah mengalami sesuatu yang mirip dengan kesedihan manusia, membutuhkan waktu sebelum mereka siap untuk melepaskan bayi mereka.

Sementara individu yang berbeda mungkin merespons kematian dengan cara yang berbeda.

Simpanse, seperti manusia, tampaknya sangat terpengaruh oleh hilangnya individu yang terikat erat dengan mereka.

Baca juga: Tak Terjadi Alami, Simpanse Juga Butuh Latihan untuk Gunakan Alat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com