Untuk menyaksikan ketiga fenomena langit ini, dapat dilakukan dengan mengarahkan pandangan sesuai arah terbit hingga terbenamnya bulan pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Seperti pada fase bulan baru pada umumnya, baik Purnama Stroberi, bulan Baru Stroberi Mikro, maupun Purnama Rusa Super, dapat menimbulkan pasang laut yang lebih tinggi dibandingkan hari-hari biasanya.
“Adanya konfigurasi matahari-bumi-bulan atau bisa juga matahari-bulan-bumi yang berada di posisi segaris membuat timbulnya pasang yang lebih besar. Apalagi konfigurasi ini juga diperkuat dengan bulan yang berada di titik terdekatnya dengan bumi,” papar Andi.
Perlu digarisbawahi, pasang laut tertinggi akan terjadi pada 14 Juni dan 14 Juli mendatang.
Baca juga: Mulai Petang Ini, Bulan Purnama Rusa Hadir Hiasi Langit Indonesia
Oleh karena itu, para nelayan diimbau tidak melaut selama dua hari sebelum dan dua hari sesudah puncak fenomena bulan purnama ini, yakni antara 12-16 Juni dan 12-16 Juli 2022.
“Perhitungan ini hanya mempertimbangkan faktor astronomis saja tanpa melihat gelombang laut akibat badai angin,” jelas Andi.
Selain itu, pasang laut pada 29 Juni 2022 secara astronomis juga perlu dipertimbangkan oleh masyarakat.
“Gaya pasang laut saat Bulan Baru Mikro adalah sebesar 52 persen dari gaya pasang laut saat Bulan Perbani Super. Sehingga perlu diwaspadai juga pasang laut ini antara dua hari sebelum dan dua hari sesudah puncak fenomena ini, yaitu antara 27 Juni-1 Juli 2022,” pungkas Andi.
Baca juga: Fenomena Supermoon Biru Sekaligus Gerhana akan Terlihat di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.