Sayangnya, hingga saat ini belum ada vaksin yang tersedia untuk mencegah virus powassan yang ditularkan melalui gigitan kutu ini. Tak hanya itu, pengobatan khusus untuk infeksi juga belum ditemukan.
Biasanya, orang dengan penyakit parah memerlukan perawatan di rumah sakit, bahkan bantuan pernapasan, hidrasi, serta obat anti-inflamasi untuk mengurangi pembengkakan di otak.
Oleh karena itu, upaya untuk mencegah infeksi virus powassan dapat dilakukan dengan mencegah gigitan kutu, antara lain:
Baca juga: Kasus di Sragen, Benarkah Kutu Kucing Bisa Bunuh Manusia?
Komisaris kesehatan negara bagian, Dr Manisha Juthani, memperingatkan bahwa kematian terbaru dari virus merupakan tanda bagi masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan sejak dini.
“Menggunakan obat nyamuk, menghindari area yang mungkin ada kutu, dan mengecek (apakah ada) kutu setelah berada di luar dapat mengurangi kemungkinan Anda atau anak Anda terinfeksi virus ini,” ujarnya.
Menurut CDC, kasus yang disebabkan virus ini sangatlah jarang, dengan hanya 10 kasus yang dilaporkan antara tahun 2011 hingga 2014.
Meski begitu, virus tersebut patut diwaspadai mengingat wilayah Connecticut telah melaporkan 12 kasus antara tahun 2017 sampai 2021. Dua di antaranya mengalami kefatalan dan meninggal dunia.
Sementara itu, faktor seperti peningkatan suhu dan kelembapan, serta peningkatan populasi rusa ataupun tikus disebut telah berkontribusi pada perluasan populasi kutu.
Baca juga: 5 Serangga Pengisap Darah, Nyamuk hingga Kutu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.