Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Penemuan Sandi Morse, Siapa Penemunya?

Kompas.com - 09/06/2022, 18:30 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Akan tetapi, cara ini dinilai tidak cukup optimal untuk membangun sistem telekomunikasi yang memadai.

Morse dibantu ilmuwan bernama Alfred Vail memperluas kode untuk memasukkan huruf dan karakter khusus.

Kode tersebut mengubah urutan pulse listrik pendek dan panjang, menjadi angka dan huruf berbentuk titik dan garis.

Adapun pesan telegraf dikirim dengan mengetuk kode untuk setiap huruf, dalam bentuk sinyal panjang dan pendek.

Aturan dari kode morse sendiri adalah, setiap 'titik' berfungsi sebagai dasar waktu. Satu garis sama dengan panjang tiga titik. Setelah setiap karakter dituliskan, ada jarak yang setara dengan panjang satu titik.

Baca juga: Sejarah Penemuan Pesawat Terbang yang Terinspirasi dari Mainan Helikopter

Morse dan Vail mencari tahu bagaimana untuk menetapkan urutan titik dan garis tertentu pada setiap huruf.

Oleh karena itu, mereka mempelajari frekuensi penggunaan setiap huruf dalam bahasa Inggris, dari yang paling sering digunakan. Misalnya, E adalah huruf yang paling umum, diwakili oleh satu titik.

Pada 1844, Samuel Morse berhasil mendemonstrasikan telegraf menggunakan kode ciptaannya kepada Kongres Amerika Serikat dengan kalimat "What hath God wrought", atau “Apakah yang telah Tuhan buat?

Lalu, di tahun 1905, sinyal marabahaya sandi morse internasional pertama kali digunakan. Saat ini sinyal itu dikenal sebagai SOS. Tanda inilah yang menjadi sinyal bahaya bagi maritim di seluruh dunia.

Tentunya, kode asli Morse tidak persis sama dengan yang digunakan saat ini, termasuk jeda serta tanda hubung maupun titik. Penetapan sandi morse versi internasional dilakukan pada konferensi di Berlin tahun 1851 yang dipakai hingga sekarang.

Baca juga: Perjalanan Sejarah Penemuan Listrik yang Mengubah Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com