Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Rokok Elektrik Sama Bahayanya dengan Rokok Konvensional

Kompas.com - 02/06/2022, 17:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Para peneliti di Surgeon General dan National Academies of Science, Engineering and Medicine turut memperingatkan tentang bahayanya menghirup asap rokok elektrik.

Asap rokok elektrik disebut memiliki kandungan berbahaya termasuk nikotin, partikel ultrafine, perasa diacetyl yang merupakan bahan kimia pemicu penyakit paru-paru.

Ada pula senyawa organik seperti benzena, yang umunya ditemukan dalam knalpot mobil dan logam berat, seperti seperti nikel, timah, dan timah di dalam rokok elektrik.

Baca juga: Ilmuwan Peringatkan Embusan Rokok Elektrik Mengandung Zat Berbahaya

Prevalensi perokok elektrik di Indonesia

Wamenkes Dante berkata, bahwa konsumsi rokok elektrik di kalangan remaja, berdampak pada tingginya prevalensi perokok elektrik di Indonesia.

Berdasarkan hasil survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2021, prevalensi perokok elektrik naik dari 0.3 persen (2011) menjadi 3 persen (2021).

Kemudian, prevalensi perokok remaja usia 13 hingga 15 tahun juga meningkat sebesar 19,2 persen.

Jika tidak dihentikan sekarang, kata dia, kebiasaan buruk merokok pada generasi muda dikhawatirkan akan semakin melonjak. Selain itu, berpotensi menimbulkan dampak kesehatan serius di kemudian hari.

Oleh sebab itu, Dante mengharapkan agar temuan ini bisa menjadi landasan bagi para stakeholder maupun masyarakat, terutama orangtua untuk bekerja sama menghentikan kebiasaan merokok khususnya pada remaja.

“Temuan survei GATS ini diharapkan bisa menjadi sarana edukasi berbasis, keluarga supaya orang mau berhenti merokok dan mau membelanjakan uangnya untuk makanan bergizi dan kegiatan bermanfaat dibandingkan membeli rokok," paparnya.

 Baca juga: Buktikan Bahaya Kandungan Rokok Elektrik, Ini Hasil Risetnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com