Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Awas, Rokok Elektrik Sama Bahayanya dengan Rokok Konvensional

KOMPAS.com - Rokok elektrik atau vape mulai populer di kalangan remaja, termasuk di Indonesia. Pasalnya, rokok ini dianggap sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan rokok konvensional dari tembakau, karena mengandung nikotin yang rendah.

Faktanya, menurut Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono pemahaman tersebut adalah sebuah kekeliruan. Dante menilai, rokok elektrik sama bahayanya dengan rokok konvensional.

Kandungan yang terdapat dalam rokok elektrik pun berbahaya bagi tubuh, di antaranya nikotin, zat kimia, serta perasa atau flavour yang bersifat racun.

Apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, zat-zat ini dapat menyebabkan masalah kesehatan di masa depan seperti penyakit kardiovaskular, kanker, paru-paru, tuberkulosis, dan sebagainya.

“Merokok elektrik itu sama bahayanya dengan merokok konvensional. Tidak ada bedanya risiko merokok konvensional dan elektrik," ujar Dante dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Rabu (1/6/2022).

"Dua-duanya sama bahayanya baik itu sekarang dari segi sosial ekonomi, maupun untuk masa depan masalah penyakit yang mungkin timbul dari aktivitas merokok elektrik,” sambungnya.

Dilansir dari American Lung Association, Kamis (2/6/2022) para peneliti National Academies of Science, Engineering and Medicine, merilis studi konsensus yang meninjau lebih dari 800 studi berbeda di tahun 2018.

Beberapa studi menemukan, bahaya rokok elektrik yang berisiko menyebabkan batuk, mengi, dan peningkatan eksaserbasi asma.

Sementara studi dari University of North Carolina menunjukkan, bahwa dua bahan utama yang ditemukan dalam rokok elektrik, yaitu propilen glikol dan gliserin nabati bersifat toksik atau beracun.

Vape juga melepaskan sejumlah bahan kimia berbahaya termasuk asetaldehida, akrolein, dan formaldehida. Zat aldehida ini dapat menyebabkan penyakit paru-paru, serta penyakit kardiovaskular (jantung).

Selain itu, rokok jenis ini mengandung akrolein yang digunakan untuk membunuh gulma. Akibatnya, seseorang bisa mengalami cedera paru-paru akut, COPD (chronic obstructive pulmonary disease), asma dan kanker paru-paru.

Para peneliti di Surgeon General dan National Academies of Science, Engineering and Medicine turut memperingatkan tentang bahayanya menghirup asap rokok elektrik.

Asap rokok elektrik disebut memiliki kandungan berbahaya termasuk nikotin, partikel ultrafine, perasa diacetyl yang merupakan bahan kimia pemicu penyakit paru-paru.

Ada pula senyawa organik seperti benzena, yang umunya ditemukan dalam knalpot mobil dan logam berat, seperti seperti nikel, timah, dan timah di dalam rokok elektrik.

Prevalensi perokok elektrik di Indonesia

Wamenkes Dante berkata, bahwa konsumsi rokok elektrik di kalangan remaja, berdampak pada tingginya prevalensi perokok elektrik di Indonesia.

Berdasarkan hasil survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2021, prevalensi perokok elektrik naik dari 0.3 persen (2011) menjadi 3 persen (2021).

Kemudian, prevalensi perokok remaja usia 13 hingga 15 tahun juga meningkat sebesar 19,2 persen.

Jika tidak dihentikan sekarang, kata dia, kebiasaan buruk merokok pada generasi muda dikhawatirkan akan semakin melonjak. Selain itu, berpotensi menimbulkan dampak kesehatan serius di kemudian hari.

Oleh sebab itu, Dante mengharapkan agar temuan ini bisa menjadi landasan bagi para stakeholder maupun masyarakat, terutama orangtua untuk bekerja sama menghentikan kebiasaan merokok khususnya pada remaja.

“Temuan survei GATS ini diharapkan bisa menjadi sarana edukasi berbasis, keluarga supaya orang mau berhenti merokok dan mau membelanjakan uangnya untuk makanan bergizi dan kegiatan bermanfaat dibandingkan membeli rokok," paparnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/02/170500723/awas-rokok-elektrik-sama-bahayanya-dengan-rokok-konvensional-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke