Scorrano dan rekan-rekannya kemudian membandingkan genom pria itu dengan 1.030 orang purba yang hidup selama 5000 tahun terakhir atau lebih dan 471 orang masa kini dari Eurasia barat.
Analisis kemudian mengungkapkan pria dari Pompeii memiliki DNA serupa dengan yang ditemukan dari kerangka orang yang tinggal di Italia pada puncak Kekaisaran Romawi.
Namun ada juga perbedaannya. Secara khusus, kelompok gen pada kromosom Y pria dan DNA mitokondrianya tidak seperti yang terlihat dalam studi sebelumnya.
Dalam studi sebelumnya menunjukkan tentang gen orang Romawi kuno yang mirip dengan urutan yang dibawa oleh beberapa orang yang hidup hari ini di pulau Sardinia Italia.
Baca juga: Dahsyatnya Letusan Gunung Vesuvius Setara Bom Atom Hiroshima, Ini Kata Arkeolog
“Tidak diragukan lagi, masih banyak yang harus dipelajari tentang genetika orang-orang masa lalu di semenanjung Italia,” kata Scorrano.
Peneliti juga menemukan bukti bahwa laki-laki korban letusan Pompeii juga menderita tuberkolosis.
Hal itu menyebabkan rasa sakit yang parah seperti sakit pinggang dan linu panggul.
"Ini mungkin menjelaskan mengapa pria itu tak melarikan diri ketika letusan dimulai, seperti yang dilakukan banyak orang Pompeii. Sebaliknya dia justru berada di kota tersebut," papar Scorrano.
Studi ahli urutkan genom korban letusan Gunung Vesuvius ini telah dipublikasikan di jurn Scientific Reports.
Baca juga: Ahli Temukan Sel Otak Berumur 2000 Tahun dari Korban Letusan Vesuvius
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.