Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Filariasis: Penyebab, Penularan, dan Gejala

Kompas.com - 27/05/2022, 20:02 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit filariasis merupakan penyakit yang diakibatkan salah satu dari beberapa cacing bulat parasit. 

Dua spesies cacing yang paling sering dikaitkan dengan penyakit filariasis adalah Wuchereria bancrofti dan Brugia malayi. 

Dilansir dari National Organization for Rare Disorders (NORD), bentuk larva parasit menularkan penyakit ke manusia melalui gigitan nyamuk. 

Pada tahap awal infeksi, pasien mengeluhkan demam, menggigil, sakit kepala, dan muncul lesi kulit.

Jika penyakit filariasis tidak diobati, penyumbatan aliran getah bening akan menyebabkan bagian tubuh tertentu, terutama kaki dan alat kelamin bagian luar, membengkak parah. 

Baca juga: 10 Gejala yang Timbul Akibat Infeksi Penyakit AIDS

Penyebab dan penularan filariasis

Menurut WHO, filariasis limfatik disebabkan oleh infeksi parasit yang diklasifikasikan sebagai nematoda (cacing gelang) dari famili Filariodidea. 

Ada 3 jenis cacing filaria yang berbentuk seperti benang, yakni:

1. Wuchereria bancrofti, bertanggung jawab atas 90% kasus filariasis

2. Brugia malayi, menyebabkan sebagian besar sisa kasus filariasis

3. Brugia timori, yang juga menyebabkan penyakit.

Cacing dewasa bersarang di pembuluh limfatik dan mengganggu fungsi normal sistem limfatik. 

Cacing dapat hidup selama kurang lebih 6-8 tahun dan, selama hidupnya, menghasilkan jutaan mikrofilaria (larva yang belum matang) yang beredar dalam darah.

Nyamuk terinfeksi mikrofilaria dengan menelan darah saat menggigit inang yang terinfeksi.

Baca juga: 6 Dugaan Penyebab Penyakit Hepatitis Akut Anak, Apa Saja?

Mikrofilaria dewasa menjadi larva infektif di dalam nyamuk. Ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit manusia, larva parasit dewasa disimpan di kulit sehingga dapat masuk ke dalam tubuh.

Larva kemudian bermigrasi ke pembuluh limfatik untuk berkembang menjadi cacing dewasa sehingga melanjutkan siklus penularan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com