Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ahli Urutkan Genom Korban Letusan Gunung Vesuvius yang Kubur Pompeii

KOMPAS.com-Letusan gunung Vesuvius di Italia menjadi salah satu kejadian bersejarah epik yang masih diteliti hingga sekarang. Salah satunya upaya ahli mengurutkan genom para korban. 

Gunung Vesuvius di Italia selatan adalah satu-satunya gunung berapi aktif di daratan Eropa.

Ketika gunung meletus pada 79 M, efeknya pun menghancurkan dan mengubur beberapa pemukiman Romawi, termasuk Herculaneum di sebelah barat Gunung Vesuvius dan Pompeii di tenggara.

Abu vulkanik yang menutupi Pompeii diperkirakan memiliki suhu setidaknya 250 derajat Celsius, cukup panas untuk membunuh orang secara instan dan mungkin menyebabkan kerusakan signifikan pada jaringan internal dan DNA mereka.

Meski begitu untuk pertama kalinya, dalam sebuah studi peneliti berhasil mengurutkan genom korban letusan Gunung Vesiuvius yang terkubur itu.

"Ada pemikiran bahwa suhu tinggi akan membuat upaya kami dalam pengurutan (genom) DNA di Pompeii (korban letusan Gunung Vesuvius) tak membuahkan hasil," kata Gabriele Scorrano dari Universitas Kopenhagen, Denmark, seperti dikutip dari New Scientist, Jumat (27/5/2022).

Namun saat itu Scorrano dan rekan-rekannya memutuskan untuk tetap mencari DNA purba.

Mereka fokus pada sisa-sisa kerangka dua orang yang ditemukan di sebuah bangunan yang disebut Casa del Fabbro.

Kedua orang itu adalah pria berusa 30-an dan seorang wanita yang berusia setidaknya 50 tahun. Mereka berbaring di sofa rendah di ruang makan saat meninggal.

Peneliti kemudian berhasil mendapatkan materi genetik dari kedua kerangka korban letusan Gunung Vesuvius Pompeii, meskipun hanya tulang pria yang menghasilkan cukup DNA untuk menyatukan genom penuh.

Scorrano dan rekan-rekannya kemudian membandingkan genom pria itu dengan 1.030 orang purba yang hidup selama 5000 tahun terakhir atau lebih dan 471 orang masa kini dari Eurasia barat.

Analisis kemudian mengungkapkan pria dari Pompeii memiliki DNA serupa dengan yang ditemukan dari kerangka orang yang tinggal di Italia pada puncak Kekaisaran Romawi.

Namun ada juga perbedaannya. Secara khusus, kelompok gen pada kromosom Y pria dan DNA mitokondrianya tidak seperti yang terlihat dalam studi sebelumnya.

Dalam studi sebelumnya menunjukkan tentang gen orang Romawi kuno yang mirip dengan urutan yang dibawa oleh beberapa orang yang hidup hari ini di pulau Sardinia Italia.

“Tidak diragukan lagi, masih banyak yang harus dipelajari tentang genetika orang-orang masa lalu di semenanjung Italia,” kata Scorrano.

Peneliti juga menemukan bukti bahwa laki-laki korban letusan Pompeii juga menderita tuberkolosis.

Hal itu menyebabkan rasa sakit yang parah seperti sakit pinggang dan linu panggul.

"Ini mungkin menjelaskan mengapa pria itu tak melarikan diri ketika letusan dimulai, seperti yang dilakukan banyak orang Pompeii. Sebaliknya dia justru berada di kota tersebut," papar Scorrano.

Studi ahli urutkan genom korban letusan Gunung Vesuvius ini telah dipublikasikan di jurn Scientific Reports.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/05/28/180300823/ahli-urutkan-genom-korban-letusan-gunung-vesuvius-yang-kubur-pompeii

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke