Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Temukan Metode Penanganan Katarak dan Astigmatisme dengan Harga Lebih Terjangkau

Kompas.com - 24/05/2022, 11:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Katarak adalah salah satu gangguan penglihatan pada mata, yang banyak dialami orang di atas usia 50 tahun.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, sebanyak 94 juta orang di dunia mengalami gangguan penglihatan yang disebabkan oleh katarak.

Ternyata, katarak merupakan penyakit yang bisa disertai dengan gangguan mata lainnya seperti astigmatisme atau mata silinder

Baca juga: Kasus Katarak, Indonesia Tempati Peringkat Pertama di Asia Tenggara

Spesialis Mata Konsultan Bedah Katarak & Refraktif JEC sekaligus Direktur Utama RS Mata JEC Kedoya, Dr dr Setiyo Budi Riyanto, SpM(K), menyebut jumlah pasien katarak disertai astigmatisme di Indonesia ada sekitar 48 persen, dengan silinder di atas 1.00 dioptri.

Pengobatannya sendiri mengharuskan pasien untuk dioperasi, lantaran belum ada obat yang dapat menyembuhkan katarak.

"Individu dengan katarak harus segera ditangani dengan melakukan tindakan operasi yang mudah, efisien, dengan harga terjangkau yang tersedia di seluruh sentra kesehatan mata di Indonesia," ujarnya dalam webinar, Senin (23/5/2022).

"Sehingga, mereka dapat kembali menikmati penglihatannya secara optimal," sambungnya.

Dijelaskan Setiyo, tindakan operasi katarak kerap dilakukan dengan melakukan ekstraksi lensa menggunakan mesin fakoemulsifikasi, dan mengimplantasi lensa intraokular atau intraocular lens (IOL).

Saat ini, teknologi terbaru seperti callisto eye mampu memberikan panduan gambaran (image guided) dalam pemasangan, maupun implantasi IOL torik penderita katarak yang disertai astigmatisme.

Sayangnya, dikarenakan harga instrumen image guided system sangat mahal, maka ketersediaan instrumen tersebut cukup terbatas, untuk dimiliki oleh fasilitas kesehatan di Indonesia.

Sehingga, penanganan pasien katarak dengan gangguan refraksi astigmatisme dinilai belum optimal.

Oleh karena itu, Setiyo melakukan studi terkait dengan penanganan penyakit katarak dan gangguan refraksi astigmatisme, dengan menggunakan perumusan teknik baru.

Adapun teknik itu disebut implantasi IOL torik dengan metode biomikroskopi slit lamp, yang biasanya digunakan dokter spesialis mata.

"Jadi ada gangguan kacamata, ada gangguan silinder kita koreksi dengan lensa torik supaya sesudah operasi katarak, kataraknya hilang. Gangguan kacamatanya sekalian kita koreksi pakai lensa silinder, sehingga kita harapkan setelah operasi katarak tidak tergantung dengan kacamata," tutur Setiyo.

Baca juga: Mengenal Katarak, Faktor Risiko, dan Penanganannya

 

Studi yang terdiri dari dua fase ini, sudah berlangsung sejak Desember 2019 hingga Juli 2021 dengan melibatkan 42 mata milik 34 pasien katarak disertai astigmatisme di atas 1.00 dioptri.

“Penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi bagi penderita katarak dan gangguan refraksi astigmatisme, untuk melakukan tindakan operasi yang lebih terjangkau dan juga mampu memberikan hasil yang optimal," paparnya.

Lebih lanjut, Setiyo mengungkapkan bahwa dengan penggunaan biomikroskopi slit lamp yang kerap dipakai oleh praktisi kesehatan, hasil operasi pasien pun bisa menjadi lebih optimal.

Baca juga: Bagaimana Katarak Terbentuk dan Cara Mencegahnya?

Bahkan, hasilnya hampir serupa dengan penanganan katarak menggunakan image guided system callisto eye.

"Sebetulnya, penemuan ini adalah penemuan rumus. Dengan adanya gangguan kacamata, penglihatannya tidak begitu jelas, sehingga walaupun sudah dioperasi katarak, kalau ada gangguan kacamata dan tidak dikoreksi, tetap penglihatannya tidak bisa maksimal," imbuhnya.

Selama ini, kata dia, untuk operasi katarak adalah menghilangkan kebutaan. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, maka peningkatan kualitas penglihatan pasien katarak juga perlu ditingkatkan dengan mengubah teknik operasi katarak menjadi lebih baik.

"Dengan ditemukannya rumus penyetaraan, dapat digunakan oleh dokter mata dengan fasilitas alat tindak operasi katarak terbatas dan ingin mendapatkan hasil operasi yang lebih baik," pungkasnya.

Baca juga: Selain Usia, Diabetes Juga Bisa Memicu Munculnya Katarak pada Mata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com