KOMPAS.com - Ramipril adalah obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.
Ramipril juga digunakan untuk mengurangi risiko serangan jantung dan stroke pada pasien yang berisiko tinggi dan untuk meningkatkan kelangsungan hidup pada pasien gagal jantung setelah serangan jantung.
Dilansir dari Healthline, ramipril bekerja dengan merelaksasi pembuluh darah di tubuh.
Pada gilirannya, ramipril akan mengurangi stres pada jantung dan menurunkan tekanan darah.
Ramipril termasuk dalam kelas obat yang disebut penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE).
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Darah Tinggi Tanpa Obat-obatan
Ramipril bekerja dengan mengurangi zat kimia tertentu yang mengencangkan pembuluh darah sehingga darah mengalir lebih lancar dan jantung dapat memompa darah lebih efisien.
Ramipril hadir dalam bentuk kapsul untuk diminum. Dilansir dari Medline Plus, biasanya, ramipril diminum sekali atau dua kali sehari dengan atau tanpa makanan.
Untuk membantu mengingat waktu mengonsumsi ramipril, minumlah pada waktu yang sama setiap hari.
Ikuti petunjuk pada label resep dengan hati-hati dan tanyakan pada dokter atau apoteker untuk menjelaskan aturan minum tidak dimengerti.
Konsumsi ramipril persis seperti yang diarahkan. Jangan mengonsumsi lebih atau kurang dari dosis yang ditentukan oleh dokter.
Baca juga: Adakah Obat Herbal atau Ramuan yang Dapat Menurunkan Darah Tinggi?
Rampiril dapat menyebabkan efek samping ringan atau serius. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi saat mengonsumsi ramipril.
Efek samping ramipril yang umum tergolong ringan dan mungkinbakan hilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu.
Efek samping ramipril yang umum meliputi:
1. Pusing atau pingsan karena tekanan darah rendah
2. Batuk
3. Pusing
4. Nyeri dada
5. Mual
6. Muntah
7. Diare
8. Kelelahan
Baca juga: Efek Tekanan Darah Tinggi pada Sistem Saraf
Efek samping yang serius perlu segera diatasi jika agar tidak menimbulkan kondisi lain yang mengancam nyawa. Efek samping ramipril yang serius dapat meliputi:
1. Tekanan darah rendah
2. Reaksi alergi atau hipersensitivitas (angioedema)
3. Masalah hati (ikterus)
4. Pembengkakan (edema)
5. Jumlah sel darah putih rendah
6. Detak jantung cepat atau tidak normal atau palpitasi
7. Kadar kalium tinggi
8. Fungsi ginjal yang buruk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.