Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Daging Kambing Dapat Sebabkan Hipertensi?

Kompas.com - 03/05/2022, 17:02 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Raya Idul Fitri 2022 akan segera tiba. Momen berkumpul bersama keluarga ini biasanya akan tersaji beragam makanan Lebaran, tak terkecuali olahan daging kambing dan daging sapi.

Olahan daging kambing yang dimasak menjadi macam-macam lauk memang menggiurkan selera makan, tapi ada ketakutan tertentu bagi masyarakat yang dikaitkan dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Lantas, apakah daging sapi atau kambing sebabkan hipertensi?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal-Hipertensi dr Tunggul Situmorang, SpPD-KGH menegaskan, tidak ada satu daging pun yang menyebabkan hipertensi.

“Di semua buku hipertensi yang pernah saya baca, tidak ada satu statement pun yang menyatakan daging (daging apapun) sebagai penyebab hipertensi,” kata Tunggul saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/4/2022).

Ia menjelaskan, lebih dari 90 persen penyebab hipertensi adalah faktor genetik atau keturunan yang dikategorikan sebagai hipertensi primer atau essential hypertension. Sementara terkait asupan makanan, hipertensi dikaitkan dengan jumlah asupan garam.

“Konsumsi garam meningkat, hipertensi meningkat,” tutur dia.

Baca juga: Mitos atau Fakta: Benarkah Daging Kambing Bikin Hipertensi?

Sehingga, kemungkinan persepsi yang salah terkait efek konsumsi daging kambing maupun sapi dan hipertensi adalah mengenai kandungan garam dan/atau risiko kandungan lemak atau kolesterolnya.

Naiknya kolesterol, lanjut dia, menjadi risiko tambahan yang nilainya berlipat meningkatkan risiko serangan kardiovaskultas seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, dan lain-lain.

Melansir Kompas.com, 18 Februari 2020, menuliskan bahwa daging kambing tidak sepenuhnya dapat menyebabkan hipertensi.

Dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan: Memahami Gejala, Tanda dan Mitos (2019) yang ditulis Dr. dr. Umar Zein, DTM&H., Sp.PD., KPTI., FINASIM dan dr. Emir El Newi, Sp.M, menjelaskan daging kambing tetap lebih baik dibandingkan daging sapi maupun daging ayam, sehingga aman dikonsumsi penderita hipertensi.

Ini dikarenakan, kolesterol daging kambing lebih rendah dibandingkan daging sapi atau ayam.

Kadar kolesterol daging kambing hanya sekitar 57 mg per 100 gram, sedangkan kadar kolesterol daging sapi sekitar 89 mg per 100 gram dan daging ayam 83 mg per 100 gram.

Adapun kandungan lemak pada daging kambing lebih rendah daripada daging sapi atau ayam.

Baca juga: Daging Kambing atau Sapi, Mana yang Lebih Sehat Menurut Dokter?

Ilustrasi daging kambing mentah bagian kaki. SHUTTERSTOCK/MIRONOV VLADIMIR Ilustrasi daging kambing mentah bagian kaki.

 

Jika ditotal, kandungan lemak pada 100 gram daging kambing hanya 2,3 gram, sedangkan per 100 gram daging sapi mencapai 15 gram dan daging ayam kurang dari 7,5 gram.

Selain lemak dan kolesterol, kandungan kalori daging kambing terhitung lebih rendah dibandingkan daging sapi maupun daging ayam, dengan setiap 100 gramnya, daging kambing mengandung 109 kalori, daging sapi sebesar 250 kalori, dan daging ayam 196 kalori.

Namun, konsumsi daging kambing dapat membahayakan kesehatan dikarenakan cara memasaknya, seperti digoreng terlebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut, dipanggang, atau dibakar.

Memasak dengan digoreng, dibakar atau dipanggang dapat meningkatkan kalori makanan dibandingkan versi mentahnya.

Minyak, mentega, atau margarin yang digunakan juga dapat berubah menjadi lemak yang kemudian terserap oleh daging.

Suhu panas saat menggoreng dan memanggang olahan daging kambing maupun sapi, juga membuat kandungan air dalam daging menguap hilang dan digantikan oleh lemak dari minyak.

Baca juga: Alasan Daging Kambing Bau dan Cara Menghilangkan Aroma Prengusnya

Lemak yang terserap menyebabkan makanan yang sebelumnya rendah kalori menjadi tinggi kalori.

Peningkatan daging kambing setelah dimasak bahkan mencapai 64 persen dari kalori sebelumnya.

Sementara itu, asupan tinggi kalori dalam tubuh akan diubah menjadi lemak, yang lama kelamaan menumpuk di pembuluh darah sehingga menyebabkan pembuluh darah menyempit dan meningkatkan tekanan darah.

Penggunaan beragam bumbu penyedap selama memasak daging kambing secara tidak langsung dapat menjadi faktor pemicu datangnya masalah tekanan darah tinggi.

Bumbu atau bahan penyedap seperti kecap, garam, atau micin cenderung mengandung sodium tinggi dan pengawet yang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi apabila dikonsumsi berlebihan.

Daging kambing juga sering diolah menjadi makanan bersantan, yang secara alami tidak mengandung kolesterol tapi perlu diwaspadai karena kandungan lemak jenuhnya cukup tinggi.

Baca juga: Cara Terbaik Memasak Daging Kambing Menurut Sains

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com