Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kehamilan Annisa Trihapsari, Ketahui 5 Risiko Kehamilan di Usia 40 Tahun ke Atas

Kompas.com - 19/04/2022, 18:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Artis Annisa Trihapsari mengumumkan kabar gembira, karena tengah mengandung anak dari Sultan Djorghi di usianya yang sudah 45 tahun menjelang 46 tahun ini.

Annisa Trihapsari merupakan artis kelahiran Jakarta pada 29 Mei 1976.

Kabar gembira kehamilan Annisa ini disampaikan oleh dirinya melalui unggahan potret hasil USG di akun media sosialnya.

Baca juga: 5 Ciri-ciri Hamil, Salah Satunya Kram Perut

Di belakang potret tersebut, tampak Sultan Djorghi yang tengah tertidur.

ALHAMDULILLAH, amanah Titipan Allah," tulis Annisa Trihapsari mengucap syukur atas kehamilannya dikutip dari akun @hapsariannisa29, Senin (18/4/2022).

Annisa Trihapsari juga berdoa agar mendapatkan keturunan yang baik. Mengingat, ia mengandung di usia yang tak lagi muda.

Risiko hamil usia 40 tahun ke atas

Seperti yang diketahui, para ahli selalu menyebutkan bahwa kehamilan pada perempuan di atas usia 35 tahun memang memiliki berbagai risiko, baik untuk ibu dan bayi dalam kandungannya.

Hal ini juga dijelaskan oleh Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr RA Sita Daniswati Utari SpOG yang berpraktik di RS Mayapada Kuningan dan RS Siloam MRCCCC Semanggi.

Dokter Sita Danis menjelaskan, wanita hamil usia 40 tahun atau lebih memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami komplikasi terkait kehamilannya.

"Sejumlah peneliti menyarankan wanita hamil sebelum usia 30 tahun," kata dr Sita Danis kepada Kompas.com, Selasa (19/4/2022).

Lebih lanjut, ia pun menjelaskan beberapa masalah komplikasi yang harus diwaspadai oleh wanita hamil berusia 40 tahun ke atas.

1. Komplikasi persalinan

Risiko pertama wanita hamil di usia 40 tahun ke atas adalah komplikasi persalinan.

"Wanita (hamil) di atas 40 tahun (berisiko) mengalami komplikasi persalinan," kata dia.

Komplikasi persalinan yang dimaksud adalah nyeri selama persalinan prematur atau persalinan Caesar.

Ibu hamil di usia ini memiliki tingkat risiko tinggi melahirkan bayi prematur.

2. Preeklamsia

Risiko kehamilan saat usia di atas 40 tahun berikutnya adalah ibu hamil memiliki tekanan darah tinggi yang tidak stabil.

"Wanita (hamil) di atas 40 tahun memiliki tekanan darah yang tidak konsisten," ujarnya.

Wanita hamil yang mengalami tekanan darah tidak konsisten bisa menyebabkan dirinya mengalami preeklamsia.

Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang berpotensi berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi.

Preeklamsia biasanya dimulai setelah usia kehamilan 20 Minggu pada wanita yang tekanan darahnya normal. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan fatal bagi ibu maupun bayinya.

"Ya bisa jadi preeklamsia, bisa jadi kejang jika tensi (darah) tinggi, dan (berisiko) meninggal ibu dan bayi, maka kurangi makan garam," jelasnya.

Baca juga: Cara Mengatasi Heartburn Saat Hamil

Ilustrasi kehamilan.FREEPIK/JCOMP Ilustrasi kehamilan.

3. Pengaruh pada ukuran bayi

Kehamilan di atas usia 40 tahun juga berpengaruh terhadap ukuran dan besar janin.

Dokter Sita Danis menyebutkan, pengaruhnya bisa jadi membuat ukuran janin mungkin akan terlalu kecil atau terlalu besar.

Dengan ukuran janin yang seperti itu, bisa saja dapat menyulitkan atau terjadi komplikasi selama masa persalinan.

Baca juga: 6 Penyebab Keguguran yang Sering Tidak Disadari Ibu Hamil

4. Diabetes gestational

Selain meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, ternyata kehamilan di usia ini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes gestational.

Diabetes gestational adalah kondisi kadar gula tinggi yang terjadi pada wanita hamil.

Penderita diabetes gestasional berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari.

"Diabetes gestational adalah masalah umum yang dihadapi oleh sebagian besar wanita hamil. Resiko ini akan meningkat pada wanita hamil usia 40 tahun (atau lebih)," tuturnya.

5. Gangguan bawaan

Selain risiko bayi lahir prematur, risiko lainnya yang bisa terjadi pada bayi adalah kondisi gangguan bawaan.

"Hamil diatas 40 tahun meningkatkan resiko gangguan bawaan pada bayi meningkatkan resiko down syndrom atau autisme," ujarnya.

Down syndrom adalah kelaianan kromosom genetik 21 yang menyebabkan keterlambatan perkembangan dan intelektual.

Sementara, autisme adalah gangguan perkembangan serius yang mengganggu kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi. Diketahui bahwa gangguan spektrum autisme yang memengaruhi sistem saraf.

Saran dokter ahli

Menyangkut beberapa dampak risiko wanita hamil saat usia 40 tahun ke atas ini, dr Sita Danis menyebutkan, bahwa meskipun ada berbagai risiko berbahaya tersebut bukan berarti ibu dan bayinya tidak bisa selamat sampai kelahiran bayi.

Namun, dengan adanya beberapa risiko ini, artinya ibu hamil itu harus benar-benar memerhatikan kondisi tubuh dan asupannya selama mengandung.

Pemeriksaan secara rutin juga sangat perlu dilakukan untuk meminimalisir berbagai risiko berbahaya yang ada.

"Pada wanita yang berusia mendekati atau di atas 40 tahun, maka pemeriksaan secara rutin perlu dilakukan pada saat kehamilan. Hal ini penting untuk menekan risiko masalah kesehatan yang mungkin muncul," jelasnya.

Ia pun menambahkan, selain asupan nutrisi gizi seimbang dan pemeriksaan rutin, penting juga bagi ibu hamil melakukan olahraga agar tubuhnya tetap sehat dan fit.

Baca juga: Cegah Stunting pada Anak, Ini Pentingnya Pemenuhan Nutrisi bagi Ibu Hamil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com