Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kalinya, Mikroplastik Ditemukan di Organ Paru-paru Manusia

Kompas.com - 07/04/2022, 16:02 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sadofsky menambahkan, data temuan mikroplastik dalam organ paru-paru manusia ini memberikan kemajuan penting di bidang polusi udara, mikroplastik, dan kesehatan manusia.

Informasi tersebut dapat digunakan untuk menciptakan kondisi yang realistis bagi eksperimen laboratorium dalam menentukan dampak kesehatan.

Lebih lanjut, sebuah studi tahun 2021 di Brasil pada sampel otopsi menemukan mikroplastik pada 13 dari 20 orang yang dianalisis, yang berusia rata-rata lebih tinggi dibandingkan penelitian Sadofsky.

Polietilen yang digunakan dalam kantong plastik, menjadi salah satu partikel yang paling umum.

“Hasil kesehatan yang merusak mungkin terkait dengan kontaminan ini dalam sistem pernapasan setelah terhirup,” tutur peneliti.

Baca juga: Bahaya Mikroplastik yang Ditemukan di Banyak Sungai di Indonesia

Sementara itu, sebuah penelitian di Amerika Serikat terhadap pasien kanker paru-paru pada 1998 menemukan adanya plastik dan serat tumbuhan seperti kapas di lebih dari 100 sampel.

Dalam jaringan kanker, 97 persen sampel mengandung serat dan pada sampel non-kanker, sebesar 83 persen terkontaminasi.

Sebagai informasi, mayoritas sampah plastik dibuang ke lingkungan, dan mikroplastik telah mencemari seluruh planet, dari puncak Gunung Everest hingga lautan terdalam.

Mikroplastik telah ditemukan di plasenta wanita hamil, dan pada tikus hamil yang melewati paru-paru dengan cepat menuju ke jantung, otak, dan organ janin lainnya.

Sebuah tinjauan baru-baru ini menilai risiko kanker dan membutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai bagaimana mikroplastik dan nanoplastik mempengaruhi struktur dan proses tubuh manusia, termasuk cara mengubah sel dan menginduksi karsinogenesis.

“Terutama mengingat peningkatan eksponensial dalam produksi plastik,” pungkas ilmuwan

Baca juga: Ikan Nila Mengandung Mikroplastik, Ikan di Pulau Jawa Tak Layak Dikonsumsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com