Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Kasus Covid-19 Melonjak | Olympus Mons Gunung Berapi Terbesar | Teknologi Modifikasi Cuaca Selama MotoGP

Kompas.com - 22/03/2022, 07:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di berbagai negara di dunia melonjak, menjadi salah satu berita populer Sains sepanjang Senin (21/3/2022).

Kasus harian Covid-19, seperti di China, Korea Selatan dan Israel mengalami peningkatan.

Penyebabnya, salah satunya karena banyak kesalahan informasi yang beredar di masyarakat terkait penularan Covid varian Omicron.

Informasi populer Sains yang menarik lainnya yakni gunung berapi terbesar di Tata Surya. Gunung Olympus Mons adalah gunung berapi yang berada di Planet Mars. Gunung berapi terbesar di Tata Surya ini berada di wilayah Tharsis Montes dekat ekuator Mars.

Perhelatan MotoGP Mandalika 2022 diwarnai cuaca ekstrem, dari cuaca panas hingga hujan lebat. Untuk mendukung acara ajang balap internasional tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengoperasikan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Mandalika, Nusa Tenggara Barat.

Musim hujan masih berlangsung dan tak jarang beberapa spesies ular seringkali bermunculan. Salah satunya jenis ular kadur yang sering ditemukan di sekitar rumah.

Ular kadut adalah ular yang memiliki dua ciri khas utama, yakni kulit tipis dan kasar, serta corak kulit berbentuk seperti gelang yang bersusun.

Selengkapnya, berikut beberapa rangkuman berita populer Sains yang dapat disimak berikut ini.

Kasus Covid-19 di beberapa negara melonjak

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menanggapi kasus Covid-19 melonjak di beberapa negara, yang diketahui disebabkan oleh berbagai faktor.

"Kami memiliki banyak informasi yang salah di luar sana. Informasi yang salah bahwa Omicron ringan. Informasi yang salah bahwa pandemi telah berakhir," papar Pimpinan Teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove dilansir dari Live Mint, Minggu (20/3/2022).

Juru Bicara WHO Margaret Harris juga mengingatkan kepada dunia bahwa pandemi Covid-19 masih jauh dari kata selesai.

Beberapa faktor lain juga menurut WHO menyebabkan peningkatan kasus infeksi, termasuk penularan varian Omicron dan subvarian BA.2, serta pencabutan aturan Covid-19 di banyak negara.

Di sisi lain, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan, banyak negara di Asia, dan Pasifik saat ini menghadapi lonjakan kasus maupun kematian akibat Covid-19.

Selengkapnya berita populer Sains tentang kasus Covid-19 melonjak di beberapa negara bisa dibaca di sini.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Berbagai Negara Melonjak, WHO: Pandemi Jauh dari Kata Selesai

Olympus Mons gunung berapi terbesar di Tata Surya

Jika di Bumi, Gunung Everest dinobatkan sebagai gunung tertinggi di dunia dengan ketinggian hingga 8.848 m, maka di Tata Surya, Olympus Mons menempati rekor sebagai gunung berapi terbesar.

Gunung Olympus Mons adalah gunung berapi terbesar di Tata Surya yang berada di Planet Mars.

Olympus Mons adalah salah satu dari lusinan gunung berapi besar, yang sepuluh hingga seratus kali lebih tinggi di antara banyak gunung berapi lainnya.

Gunung yang tertinggi di antara lusinan gunung berapi tersebut rerata memiliki ketinggian hingga 25 kilometer di atas dataran sekitarnya dan membentang sepanjang 624 km.

Sebagai perbandingan, Gunung Mauna Loa, Hawaii, memiliki ketinggian 10 km di atas dasar laut.

Sementara volume yang ditampung oleh Olympus Mons kira-kira seratus kali lipat dari Mauna Loa dan rangkaian pulau Hawaii yang menampung gunung berapi Bumi bisa muat di dalam rekan Marsnya.

Lebih lengkap tentang gunung berapi terbesar di Tata Surya, Olympus Mons ini dapat disimak di sini.

Baca juga: Inilah Olympus Mons, Gunung Berapi Terbesar di Tata Surya

Teknologi modifikasi cuaca selama MotoGP Mandalika

BRIN menyebutkan, langkah penggunaan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dilakukan lantaran adanya peringatan dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di wilayah NTB yang berpotensi hujan lebat disertai petir dan angin puting beliung.

“BRIN siap berpartisipasi turut menyukseskan penyelenggaraan series MotoGP 2022 melalui dukungan operasi TMC," terang Plt Direktur Penguatan dan Kemitraan, Infrastruktur Riset dan Inovasi, Salim Mustofa dilansir dari laman resmi BRIN, Kamis (17/3/2022).

Teknologi modifikasi cuaca, bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya hujan di Sirkuit Pertamina Mandalika yang tahun ini menjadi tuan rumah salah satu series MotoGP 2022.

Sementara itu, pengoperasian teknologi modifikasi cuaca di Mandalika terselenggara dengan dukungan 1 Unit armada pesawat Casa 212-200 dari Skadron 4 TNI AU Lanud Abdulrahman Saleh Malang.

Komando operasi dipegang oleh M Djazim Syaifullah, staff pelaksana dari Laboratorium Pengelolaan TMC yang ditunjuk sebagai Koordinator Lapangan untuk Operasi TMC saat Mandalika.

“Setiap harinya kami bersama BMKG selalu menganalisa data cuaca dan memonitor pertumbuhan awan dari radar untuk menentukan strategi penyemaian yang akan kami laksanakan," jelas Djazim.

"Jika sudah terpantau ada pertumbuhan awan potensial hujan yang bergerak menuju daerah target, kami segera melakukan persiapan sorti penyemaian untuk mempercepat proses hujan, supaya lebih dulu jatuh sebelum mencapai daerah target,” imbuhnya.

Berita populer Sains tentang penggunaan teknologi modifikasi cuaca selama gelaran MotoGP Mandalika 2022 ini, dapat dibaca di sini.

Baca juga: BRIN Gunakan Teknologi Modifikasi Cuaca Selama MotoGP Digelar di Mandalika, Apa Itu?

Ular kadut banyak ditemukan di permukiman

Ular kadut adalah ular yang memiliki nama latin Acrochordus granulatus atau Acrochordus javanicus.

Ular kadut memiliki dua ciri khas utama, yaitu kulitnya yang tipis dan kasar, serta coraknya yang memiliki bentuk seperti gelang yang bersusun.

Ular ini memiliki badan yang tidak terlalu besar, namun cukup berotot. Ular kadut memiliki panjang sekitar 1,5 meter.

Sedangkan, ular kadut betina bisa memiliki ukuran yang lebih besar dan lebih panjang, bahkan hingga 2,4 meter. Kulitnya sangat khas karena kulitnya kendur dan bertekstur kasar.

Warna ular ini cukup bervariasi. Namun, warna paling umum adalah berwarna coklat keabuan atau abu dengan corak gelang bersusun berwarna kuning muda atau jingga.

Kepala ular kadut agak lebar dengan mata dan lubang hidung terletak di bagian atas kepala. Fitur ini sedikit berbeda dari ular pada umumnya.

Sementara, letak mata dan lubang hidung yang unik ini merupakan bentuk adaptasi ular ini terhadap habitatnya yang kebanyakan berada di air.

Selengkapnya berita populer Sains tentang ular kadut ini dapat disimak di sini.

Baca juga: Ular Kadut, Salah Satu Jenis Ular yang Banyak Ditemukan di Permukiman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com