Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Rekonstruksi Perempuan Purba Zaman Batu | Kadal Berusia 110 Juta Tahun | Katarak Terbentuk

Kompas.com - 19/03/2022, 09:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Peneliti berhasil merekonstruksi perempuan purba dari Zaman Batu yang hidup pada 4.000 tahun yang lalu. Ini menjadi salah satu berita populer Sains sepanjang Jumat (18/3/2022).

Hasil rekonstruksi perempuan purba dari Zaman Batu ini pun kemudian dipamerkan di Museum Vasternorrlands di Swedia.

Dalam upaya merekonstruksi wujud manusia purba ini, seniman forensik dari Swedia pun memperhitungkan jenis kelamin, usia, berat badan dan etnis.

Berita populer Sains lainnya terkait penemuan kadal berusia 110 juta tahun yang ditemukan terjebak di batu ambar.

Spesies kadal kecil dari zaman purba ini pun dinamai dengan nama Retinosaurus hkamtiensis, yang berarti kadal ambar dari Hkamti, yakni mengambil nama lokasi di mana fosil itu ditemukan di Myanmar.

Gempa bumi tektonik kembali melanda wilayah Lebak, Banten pada Jumat (18/3/2022) pukul 03.53 WIB.

Gempa Lebak Banten ini berkekuatan M 5,1, dengan pusat gempa berada di kedalaman 154 km di wilayah Cigemlong Lebak, Banten.

Informasi populer Sains tentang katarak juga menjadi berita menarik sepanjang Jumat (18/3/2022).

Selengkapnya, berikut ini beberapa rangkuman berita populer Sains sepanjang Jumat (18/3/2022) hingga Sabtu (19/3/2022).

Rekontruksi perempuan purba dari Zaman Batu

Rekonstruksi ini dilakukan oleh Oscar Nilsson, seniman forensik yang berbasis di Swedia merupakan orang yang diminta untuk melakukan rekonstruksi itu.

Tahap pertama yang ia lakukan adalah memindai tengkoraknya dan membuat salinannya dengan printer 3D.

Seperti rekonstruksi lain yang ia buat, Nilsson juga harus memperhitungkan jenis kelamin, usia, berat badan, dan etnis.

Faktor tersebut dapat memengaruhi ketebalan jaringan wajah dan penampilan umum seseorang.

Kendati demikian, Nilsson tak yakin tentang latar belakang genetik, rambut maupun warna mata perempuan purba, sebab DNA yang mencoba direkonstruksi terlalu tergradasi.

Namun berdasarkan data gelombang migrasi besar ke Skandinavia kuno, Nilsson pun kemudian memberi perempuan itu rambut, mata coklat, serta kulit cerah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com