Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehari Konfirmasi Covid-19 Indonesia Naik 36.057 Kasus, Apakah Sudah Puncak Gelombang Ketiga?

Kompas.com - 07/02/2022, 13:31 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Menurut Dicky, sejak awal pandemi Covid-19 ini hadir, banyak negara termasuk Indonesia mungkin hanya menemukan puncak gunung es dari penyebaran dan penularan infeksi penyakit yang baru muncul di akhir 2019 lalu ini.

Ia melanjutkan, sebenarnya kasus infeksi Covid-19 yang terus meningkat ini bisa saja tidak terdeteksi sejak sebulan yang lalu, atau pada awal Januari 2022.

Menurut Dicky, hal ini disebabkan oleh masih ada keterbatasan 3T (tracing, testing dan treatment) di Indonesia.

Tak hanya itu, mayoritas penduduk Indonesia sebetulnya bukan tipe masyarakat yang mudah ke rumah sakit, serta melihat angka kematian akibat Covid-19 ini yang mulai tinggi lagi.

Oleh karena itu, Dicky menegaskan, hal yang bisa dan harus menjadi fokus utama kita mulai hari ini adalah meningkatkan proteksi pada kelompok rentan.

Baca juga: IDAI: Pada 2020, 37.706 Anak Terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia

 

Hal ini dikarenakan, potensi atau kemungkinan lonjakan kasus akibat terjadinya penularan Omicron yang masif sangat mungkin akan sampai atau mendekati orang-orang kelompok rentan atau berisiko tinggi ini.

Kalau mereka tidak memiliki proteksi tinggi yang memadai, skenario terburuknya akan terjadi infeksi yang berisiko menyebabkan keparahan penyakit atau bahkan kematian pada kelompok tersebut jika terinfeksi Omicron di kemudian hari.

"Makanya booster menjadi penting. Terus dua dosis (vaksin Covid-19 lengkap) menjadi penting. Dan juga deteksi dini (3T) dengan 5M (protokol kesehatan) harus dilakukan," tegasnya.

"Kita masih akan melihat banyak kasus, dan itu tidak usah kaget," ujarnya.

"Yang penting sekarang adalah kita mitigasi (kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia), kita pastikan beban di faskes tidak meningkat," imbuhnya.

Baca juga: Tingkat Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia Capai 36 Persen, Ini Penyebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com