Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teleskop Luar Angkasa James Webb Berhasil Mengorbit Dekat Matahari

Kompas.com - 26/01/2022, 11:02 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Teleskop luar angkasa James Webb (JWST) telah mengorbit mengelilingi matahari pada jarak yang cukup dekat yakni hampir 1 juta mil atau 1,5 juta km dari Bumi, pada sekitar pukul 14.00 EST, Senin (24/1/2022).

Teleskop James Webb ini dirancang untuk memberikan pandangan baru bagi dunia tentang tahap awal terciptanya alam semesta. 

Manajer Observatorium JWST di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA (GSFC) di Greenbelt Maryland Keith Parris mengatakan, operator darat akan memandu teleskop menyempurnakan posisi orbit akhir JWST.

Selama sekitar lima menit, tim mendorong observatorium ke posisinya tanpa melampaui tujuan atau titik Lagrange kedua (L2).

Sebagai informasi, terdapat lima titik Lagrange di sekitar bumi dan matahari.

Adapun objek pada posisi L2 berada dalam keseimbangan gravitasi, di mana tarikan gravitasi dan gaya sentrifugal dari orbit objek menempatkan diri di posisinya.

Melansir Live Science, teleskop luar angkasa senilai 10 miliar dolar Amerika Serikat itu diluncurkan pada 25 Desember 2021 dan akhirnya pada 24 Januari lalu, teleskop James Webb mengorbit dekat matahari.

Baca juga: Teleskop James Webb Sukses Buka Cermin Emas Raksasa di Luar Angkasa

 

Ilmuwan Proyek Operasi JWST Jane Rigby menjelaskan, Teleskop Luar Angkasa James Webb akan mengorbit dekat matahari di sekitar L2 setiap enam bulan sekali, yang dikenal sebagai orbit halo.

Orbit ini akan menjaga teleskop pada posisi yang relatif sama terhadap bumi dan matahari, serta memastikan matahari tidak akan terhalang oleh bumi yang dapat mempengaruhi stabilitas termal instrumen Webb dan menghambat aksesnya ke tenaga surya.

Rigby menambahkan, operator Webb akan terus mengubah orbit teleskop di sekitar L2 dengan menembakkan pendorongnya secara setiap 21 hari sekali.

Dengan penyesuaian ini, cadangan bahan bakar harus jauh melebihi 10 masa misi yang dilakukan.

“Teleskop Webb mungkin memiliki bahan bakar yang cukup untuk bertahan selama 20 tahun,” ujar Parrish.

Dengan posisi JWST yang mengorbit L2, teleskop kolaborasi NASA, Badan Antariksa Eropa (ESA), dan Badan Antariksa Kanada (CSA), akan menjalani lebih banyak penyelarasan selama beberapa bulan ke depan.

Penyesuaian ini sebagai persiapan Teleskop Luar Angkasa James Webb untuk melakukan pengamatan sains yang akan menargetkan beberapa objek paling redup dan terjauh di alam semesta.

Baca juga: Teleskop Luar Angkasa James Webb Mengorbit 1,5 Juta Km dari Bumi, Apa Alasannya?

Teleskop Luar Angkasa James Webb, teleskop baru yang akan menggantikan Teleskop Luar Angkasa Hubble. NASA bersiap akan meluncurkan teleskop James Webb pada tahun ini.NASA/GODDARD SPACE FLIGHT CENTER Teleskop Luar Angkasa James Webb, teleskop baru yang akan menggantikan Teleskop Luar Angkasa Hubble. NASA bersiap akan meluncurkan teleskop James Webb pada tahun ini.

Pencapaian Teleskop Luar Angkasa James Webb

Teleskop James Webb berhasil mencapai tonggak penting lainnya awal bulan ini. Teleskop membuka cermin emas yang sangat besar, komponen penting untuk menjaga instrumennya tetap dingin saat mencari sinyal samar dari alam semesta.

Menurut NASA, segmen cermin emas raksasa dibuka dari posisi peluncurannya pada 8 Januari 2022.

Selama tiga bulan ke depan, para ilmuwan akan menyelaraskan cermin utama teleskop James Webb dengan mengarahkan 18 segmen cerminnya ke bintang terisolasi yang terang.

Selanjutnya, menyelaraskan segmen cermin menjadi sekitar 1/5000 rambut manusia, sehingga, segmen cermin akan bertindak sebagai cermin monolitik tunggal.

Pendahulunya, Teleskop Luar Angkasa Hubble, memasuki dekade ketiga pengambilan gambar luar angkasa yang dari jalur orbitnya mengelilingi Bumi pada jarak sekitar 340 mil atau 547 km.

Gambar-gambar Hubble terus menghadirkan wawasan baru tentang kosmos, dengan baru-baru ini mengamati galaksi kerdil Henize 2-10, yang terletak sekitar 34 juta tahun cahaya dari Bumi.

Baca juga: Tertunda Beberapa Kali, Teleskop James Webb Sukses Diluncurkan ke Luar Angkasa

 

Hasilnya mengungkapkan petunjuk bahwa lubang hitam mungkin berperan dalam pembentukan bintang.

Kendati begitu, peralatan inframerah Webb dan cermin utamanya yang jauh lebih besar, dengan lebar 21,3 kaki (6,5 meter), menjadi yang terbesar yang pernah dikirim ke luar angkasa.

Ini akan menawarkan pemandangan objek kosmik yang belum pernah terjadi sebelumnya selama misi yang dilakukan.

Teleskop Luar Angkasa James Webb akan menggunakan inframerah untuk mendeteksi sinyal samar dari bintang dan galaksi paling awal di alam semesta, dan untuk menembus awan debu padat yang menyelimuti pembentukan bintang dan planet.

"Semua yang kami lakukan adalah menyiapkan observartoirum untuk melakukan ilmu transformatif, mulai dari menjelajahi atmosfer planet yang mengorbit bintang lain hingga mempelajari bagian tergelap langit untuk mencari tanda-tanda galaksi generasi pertama yang terbentuk lebih dari 13,5 miliar tahun lalu," kata Riby.

“Kami sudah sebulan dan bayinya bahkan belum membuka matanya, tapi itulah sains yang kami nantikan,” jelas Riby.

Baca juga: Teleskop James Webb NASA Bakal Ubah Cara Manusia Memandang Semesta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com