Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

James Webb, Teleskop NASA untuk Teliti Galaksi Beroperasi Akhir 2021

Kompas.com - 23/05/2021, 19:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Teleskop James Webb mampu melihat lebih jauh ke angkasa dibanding teleskop Hubble. Cermin dinginnya memiliki diameter 6,5 meter, dan jauh lebih besar dari cermin Hubble. Teleskop James Webb terdiri dari 18 segemen, yang di lapisi emas sangat tipis.

Pakar astrofisika Dominika Wylezalek beserta timnya dari Institut Astrofisika Universitas Heidelberg menjadi salah seorang yang pertama akan mengadakan penelitian dengan teleskop itu. Mereka segera akan memulai penelitian setelah teleskop baru itu mulai beroperasi.

"Kalau mendalami astronomi, orang makin sadar bahwa apa yang kita lihat di langit dengan mata telanjang hanya bagian kecil saja dari apa yang ada di angkasa,” kata Wylezalek.

"Bulu kuduk saya berdiri, setiap kali saya menyadarinya," imbuhnya.

Baca juga: Terdampak Corona, Peluncuran Teleskop Luar Angkasa James Webb Ditunda

Dominika Wylezalek tertarik tentang lubang hitam yang ada di pusat semua galaksi. Jika lubang hitam melahap materi, setelahnya pasti melepas angin radiasi yang kuat.

"Angin ini bisa mendorong pembentukan bintang-bintang di galaksi, atau menghentikannya," kata Wylezalek.

Lubang hitam pengaruhi galaksi

Di bidang astrofika orang meneliti bagaimana kaitan lubang hitam dengan galaksi.

"Kalau melihat perbedaan ukuran antara lubang hitam yang bermassa besar, dengan galaksi tempat ia berada, perbedaan ukurannya sangat besar."

Seperti membandingkan uang koin dengan bulan, papar Wylezalek.

"Dalam fase pertumbuhannya, lubang hitam punya pengaruh sangat besar atas seluruh galaksi." Itulah yang ingin diketahui pakar astrofisika.

Teleskop baru James Webb akan membantu penelitian galaksi-galaksi, dan bisa memandang ke masa lalu sejauh 12 miliar tahun cahaya, ketika lubang hitam masih melahap lebih banyak lagi materi, dan menyebabkan angin radiasi lebih kencang lagi.

Bagaimana dampaknya atas lingkungan sekitarnya, akan dapat dilihat dari data-data yang dikumpulkan dengan bantuan teleskop.

"Itu bukan data-data dua dimensi, dan bukan potongan gambar langit. Melainkan data tiga dimensi. Artinya, di balik setiap piksel terdapat spektrum waktu tertentu," jelas Dominika Wylezalek.

Baca juga: Teleskop James Webb NASA Bakal Ubah Cara Manusia Memandang Semesta

James Webb siap luncur akhir 2021

Akhir 2021 teleskop baru itu akan memulai misinya. "Tanggalnya semakin dekat, mungkin saya akan mulai bermimpi. Sekarang saya selalu mimpi buruk, teleskopnya meledak." Demikian tutur Dominika Wylezalek sambil tertawa.

Belum pernah sebelumnya, sebuah satelit dikirim dengan mengangkut begitu banyak benda. Untuk mempersiapkan teleskop hingga siap pakai akan perlu dua minggu, dan tidak boleh ada langkah salah. Setengah tahun setelah itu, teleskop akan siap untuk menyingkap rahasia alam semesta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com