Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui Gejala Omicron yang Sering Muncul dan Cara Mencegah Penularannya

Kompas.com - 20/01/2022, 11:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Eat This

KOMPAS.com - Varian B.1.1.529 atau Omicron menyebar dengan cepat di berbagai negara termasuk Indonesia. Menurut Pakar Penyakit Menular di Amerika Serikat Dr Anthony Fauci, semua orang berpotensi tertular varian ini.

"Omicron, dengan tingkat penyebarannya yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya, pada akhirnya akan ditemukan (menginfeksi) hampir semua orang," ujar Fauci dilansir dari Eat This, Selasa (18/1/2022).

Dia menambahkan, orang yang sudah divaksinasi atau mendapatkan booster pun berpotensi untuk terinfeksi Covid-19 varian Omicron.

Baca juga: Siklus Covid-19 Berlangsung 2 Bulan, Bagaimana dengan Varian Omicron?

Namun, sebagian besar pasien tidak bergejala atau pun hanya bergejala ringan, sehingga tidak banyak kasus yang dirawat di rumah sakit dan meninggal.

Di sisi lain, para ahli telah menyimpulkan beberapa gejala varian Omicron yang dapat mengindikasikan Anda sudah terinfeksi virus ini.

Gejala Omicron

1. Demam

Dokter di School of Medicine University of Zagreb, Dr Kristina Hendija memaparkan gejala utama Omicron yang sering dikeluhkan pasien adalah demam. Beberapa pasien juga merasakan sensasi kedinginan disertai demam yang berlangsung selama satu atau dua hari.

“Mayoritas pasien menyatakan mengalami demam meskipun klaimnya cenderung subjektif,” kata Hendija.

2. Batuk

Gejala Omicron selanjutnya menurut Dr Hendija adalah batuk. Sebab, sama seperti virus corona awal varian Omicron tetap memengaruhi sistem saluran pernapasan.

"Pasien juga sering mengeluh bahwa mereka merasa ingin mengeluarkan dahak tetapi tidak mampu melakukannya meskipun batuk berulang kali," terangnya.

3. Merasa kelelahan dan lemas

Banyak pasien Omicron juga mengaku mudah kelelahan dan lemas setiap hari setelah terinfeksi Covid-19. Gejala ini, dikatakan Hendija lebih cepat mereda dibandingkan dengan infeksi dari varian Delta.

Senada dengannya, Direktur di Institute for Autoimmune and Rheumatic Disease di Saint Joseph Health, dr Robert G Lahita menyebutkan, bahwa sakit tenggorokan, sesak napas, batuk, penyumbatan saluran pernapasan, demam, hingga sesak napas bisa menjadi gejala varian Omicron.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) orang yang terpapar Covid-19 melaporkan beberapa gejala ringan hingga sedang yang muncul dari dua sampai 14 hari setelah terinfeksi.

Gejala Covid-19 yang dilaporkan sejauh ini termasuk:

  • Demam atau kedinginan
  • Batuk
  • Sesak napas
  • Kelelahan
  • Nyeri otot atau tubuh
  • Sakit kepala
  • Hilangnya rasa atau bau baru
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat atau pilek
  • Mual atau muntah
  • Diare

Baca juga: Omicron di Indonesia Tembus 748 Kasus, Kemenkes Ingatkan Masyarakat Disiplin Protokol Kesehatan

Ilustrasi varian Omicron (B.1.1.529). Dokter di Afrika Selatan yang pertama kali menyadari ada varian baru Covid-19 mengatakan, gejala varian Omicron sangat ringan seperti infeksi virus umumnya. Nama untuk varian Omicron, diambil WHO dari huruf ke-15 dalam alfabet Yunani.SHUTTERSTOCK/natatravel Ilustrasi varian Omicron (B.1.1.529). Dokter di Afrika Selatan yang pertama kali menyadari ada varian baru Covid-19 mengatakan, gejala varian Omicron sangat ringan seperti infeksi virus umumnya. Nama untuk varian Omicron, diambil WHO dari huruf ke-15 dalam alfabet Yunani.

Perbedaan Flu dan Covid-19

Banyak orang yang masih keliru tentang gejala Covid-19 dengan gejala flu. Akan tetapi, Kepala Departemen Kedokteran Paru di Klinik Cleveland dr Daniel Culver mengatakan, pilek atau flu biasa hanya menyebabkan gejala ringan dan akan sembuh dengan sendirinya.

Sedangkan Omicron, sama seperti varian virus corona lainnya termasuk Delta dapat menyebabkan penyakit serius atau fatal.

"Satu-satunya cara untuk mengetahui secara pasti (flu atau Covid-19) adalah dengan melakukan tes, baik antigen cepat atau PCR," jelas Lahita.

Baca juga: Orang yang Tidak Divaksin Covid-19, 10 Kali Lebih Berisiko Terpapar Omicron

Cara mencegah Omicron

1. Mendapatkan vaksinasi Covid-19

Dokter Lahita menegaskan, vaksinasi Covid-19 saat ini mampu untuk mencegah keparahan penyakit akibat infeksi Covid-19 varian apapun.

“Omicron masih menulari orang meski sudah divaksin. Omicron adalah varian yang banyak mutasinya. Divaksin bukan berarti tidak akan tertular. Tujuannya agar tidak masuk rumah sakit. dan menjaga Anda dari kematian jika Anda terkena virus," ujarnya.

2. Menerapkan protokol kesehatan

Di samping vaksinasi, Hendija menjelaskan cara mencegah Omicron adalah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak di tempat umum.

"Covid adalah proses infeksi, dan sistem kekebalan tubuh kita yang melawan virus. Memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat dengan mempertahankan gaya hidup sehat adalah cara untuk melindungi diri sendiri dan mengurangi risiko tertular penyakit parah," pungkasnya.

Baca juga: Kenapa Orang yang Sudah Vaksin Bisa Kena Omicron? Ini Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com