Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPOM Setujui 5 Vaksin Booster, Bagaimana Efektivitas dan Imunogenisitasnya?

Kompas.com - 11/01/2022, 07:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) terhadap 5 jenis produk vaksin Covid-19 untuk pemberian vaksin booster.

Kepala Badan POM Penny K Lukito mengatakan, dikeluarkannya EUA atau izin penggunaan darurat vaksinasi booster ini adalah bentuk dukungan terhadap penanganan kasus pandemi Covid-19 di tanah air.

"Kita sekarang memasuki tahapan vaksinasi booster, Badan POM mendukung upaya pemerintah dalam penanganan Covid-19, salah satunya program vaksinasi, dan hari ini kami melaporkan ada 5 produk vaksin yang sudah mendapatkan EUA," kata Penny dalam konferensi pers bertajuk Vaksin Covid-19 Dosis Booster/Lanjutan, Senin (10/1/2022).

Adapun lima vaksin yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau EUA dari BPOM hari ini adalah CoronaVac (Sinovac), Pfizer, AstraZeneca, Moderna dan Zifivax.

Baca juga: 5 Jenis Vaksin Booster yang Diizinkan BPOM Hari Ini, Apa Saja?

Selain mengumumkan izin penggunaan darurat, Penny juga memaparkan hasil uji imunogenisitas dari semua produk vaksin yang sudah mendapatkan EUA sebagai booster atau dosis lanjutan ini.

Imunogenisitas adalah kemampuan untuk membentuk antibodi yang berfungsi membunuh dan menetralkan virus.

Lebih lanjut, Penny mengatakan, izin penggunaan darurat ini digunakan untuk program vaksin booster homologous dan heterologous.

Vaksin booster homologous adalah pemberian dosis vaksin 1-3 menggunakan platform dan merek yang sama. Sedangkan, vaksin booster heterologous merupakan pemberian vaksin dosis ketiga berbeda dengan pemberian vaksin dosis 1 dan 2.

Produk vaksin CoronaVac, Pfizer dan AstraZeneca menjadi jenis vaksin booster homologous. Sementara, Moderna dan Zifivax menjadi jenis vaksin booster heterologous.

Berikut efek samping dan hasil uji imunogenisitas dari kelima vaksin Covid-19 sebagai vaksin booster.

Baca juga: BPOM Resmi Keluarkan Izin Penggunaan Darurat 5 Produk Vaksin untuk Booster

1. CoronaVac

Penny menjelaskan, hasil uji klinis dari vaksin CoronaVac menunjukkan bahwa pemberian vaksin sebagai booster menimbulkan reaksi lokal atau efek samping seperti nyeri pada lokasi suntikan.

"Umumnya tingkat keparahannya grade satu dan dua," ujarnya.

Vaksin CoronaVac merupakan jenis vaksin yang memanfaatkan virus SARS-CoV-2 nonaktif atau inactivated virus. 

Produk vaksin CoronaVac untuk booster direkomendasikan diberikan kepada kelompok usia 18 tahun ke atas. 

Pemberian dosis booster CoronaVac diperuntukkan bagi mereka yang sudah mendapatkan dosis lengkap jenis vaksin serupa minimal 6 bulan sebelumnya.

"Imunogenisitas menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21 sampai 35 kali setelah 28 hari pemberian vaksin booster ini pada dewasa," kata dia.

Baca juga: Syarat dan Kriteria Penerima Vaksin Booster Covid-19, Apa Saja?

2. Pfizer

Merek produk vaksin Covid-19 lainnya yang akan digunakan untuk booster vaksin adalah Pfizer.

Hasil uji klinis dari vaksin Pfizer ini menunjukkan bahwa penyuntikan vaksin tersebut menimbulkan efek samping bersifat lokal seperti nyeri di tempat suntikan, nyeri otot, demam dan nyeri sendi.

Namun, imunogenisitas dari booster vaksin Pfizer menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan sebesar 3,3 kali.

Sama dengan vaksin CoronaVac, vaksin Pfizer juga bersifat homologus atau pemberiannya untuk vaksin sejenis pada dosis pertama dan kedua.

"Nantinya untuk booster ini akan diberikan 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksin primer (dosis lengkap)," kata Penny.

3. AstraZeneca

Hasil uji klinik dari vaksin AstraZeneca menunjukkan, efek samping dari penyuntikan vaksin tersebut bersifat ringan (55 persen) dan sedang (37 persen).

AstraZeneca memiliki sifat booster vaksin yang sama dengan Pfizer dan CoronaVac yaitu homogolus atau pemberiannya diperuntukkan pada mereka yang mendapatkan suntikan vaksin sejenis pada dosis pertama dan kedua.

"Imunogenisitasnya menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi dari 1.792 menjadi 3.700," jelasnya.

Baca juga: 6 Fakta Vaksin Booster di Indonesia, Mekanisme hingga Jenis Vaksinnya

4. Moderna

Vaksin Moderna bisa diberikan sebagai vaksin booster yang sifatnya homogolus atau sejenis dan heterologus atau jenis vaksin yang berbeda dari vaksin dosis satu dan dosis kedua.

Adapun, respons titer antibodi netralisasi dari vaksin Moderna yakni sebesar 13 kalinya, setelah dosis booster diberikan. Booster vaksin Moderna ini juga diberikan untuk orang dengan usia minimal 18 tahun.

Vaksin Moderna yang bersifat heterologous atau jenis berbeda yang diberikan pada dosis kedua AstraZeneca (AZ) dan Johnson & Jonhson (JJ). Artinya, bagi populasi yang mendapatkan vaksin lengkap AZ dan JJ sebelumnya, maka bisa disuntik Moderna sebagai boosternya.

"Heterologus vaksin moderna ke vaksin primernya adalah AZ (AstraZeneca) dan Johnson and Johnson dengan dosis setengah. Ini menunjukkan respon imun antibodi netralisasi sebesar 13 kalinya, setelah dosis booster," jelasnya.

5. Zifivax

Vaksin Zifivax merupakan jenis vaksin Covid-19 yang bisa digunakan sebagai booster vaksin dan bersifat heterologus untuk vaksin Sinovac dan Sinopharm.

Adapun respons titer antibodi netralisasi meningkat lebih dari 30 kali pada subyek usia dewasa.

"Zifivax untuk heterologus ke vaksin primer Sinovac dan Sinopharm, pemberian setelah sebelumnya dapat dosis lengkap 6 bulan ke atas," kata dia.

Sama halnya dengan beberapa jenis produk di atas, Zifivax untuk booster vaksin bisa diberikan pada kelompok usia di atas 18 tahun dan sudah mendapatkan dosis lengkap vaksin primer sebelumnya minimal 6 bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com