Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Layangan Putus, Sains Jelaskan Orang Selingkuh Bukan karena Pasangannya

Kompas.com - 10/01/2022, 17:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serial Layangan Putus ramai diperbincangkan. Nama tokoh Kinan, Aris, dan Lidya juga semakin banyak pula diparodikan di media sosial.

Penonton pun memberikan beragam komentar tentang kisah dalam tayangan Layangan Putus ini karena akting yang dimainkan oleh setiap pemeran tokoh itu juga mengundang emosi, tangis, marah kesal, dan lain sebagainya.

Kinan yang diperankan oleh Putri Marino dalam serial Layangan Putus diceritakan sebagai istri yang baik, cantik, dan sayang terhadap anak dan suaminya. Tetapi, mengapa sang suami bernama Aris yang diperankan oleh Reza Rahardian tetap memilih berselingkuh dengan wanita lain, yakni Lydia Danira yang dimainkan oleh Anya Geraldine?

Baca juga: Belajar dari Serial Layangan Putus, Kenapa Orang yang Sudah Menikah Berselingkuh?

Mengenai alasan seseorang selingkuh dari pasangannya ini juga telah dikaji dalam sains, dan rupanya alasan seseorang selingkuh bukan hanya karena tidak puas dalam rumah tangga atau pasangannya, melainkan banyak penyebab lainnya.

Dilansir Fatherly (23/6/2019), alasan seseorang selingkuh bukan karena pasangannya. Dalam beberapa kasus, seseorang yang diselingkuhi sangat mencintai pasangannya dan begitu juga dengan orang yang selingkuh.

Menurut penelitian, orang-orang selingkuh karena alasan yang rumit. Berikut adalah beberapa alasan rumit yang dimaksud pakar: 

1. Selingkuh bukan berarti tidak bahagia 

Seseorang yang selingkuh dari pasangan sering dikaitkan dengan perasaan tidak bahagia dalam menjalani hubungan bersama pasangannya. 

Namun, banyak ahli berkata lain. Meninjau pengalaman klinis, para ahli menemukan bahwa orang yang berselingkuh sebenarnya sedang "melarikan diri" dari masalah lain atau mencari jati diri. 

"Bagi mereka yang mencari jati diri atau menghindari masalah lewat perselingkuhan, selingkuh cenderung menjadi tanda masalah," ungkap psikoterapis Esther Perel di The Atlantic.

Diumpamakan oleh para peneliti, perselingkuhan seperti efek lampu jalan. 

Di mana seorang pria mabuk mencari kuncinya yang hilang, tetapi dia mencari bukan di tempat di mana ia menjatuhkan kunci itu, melainkan di tempat yang terkena cahaya (efek lampu hijau) di jalan.

"Masalahnya adalah bahwa tidak seperti orang mabuk yang pencariannya sia-sia, kita selalu dapat menemukan masalah baru dalam pernikahan," jelasnya. 

Arti dari perumpamaan ini adalah kunci yang hilang ibarat jati diri, yang dicari di tempat orang lain dengan melakukan perselingkuhan. Bukannya menemukan jati diri, kebanyakan perselingkuhan justru mendatangkan masalah lain.

2. Tak berhubungan dengan penampilan atau kepribadian pasangan 

Menurut survei yang dilakukan Victoria Milan - situs web untuk mengetahui orang-orang yang selingkuh - pria ataupun wanita yang selingkuh mengaku memiliki pasangan yang lebih menarik dibanding selingkuhannya. 

Dari 4.000 pengguna situs, sebagian besar pria mengaku memiliki istri yang lebih menarik dan mumpuni dibanding simpanannya. Hanya 25 persen pria yang mengaku selingkuhannya lebih menarik.

3. Selingkuh itu tentang peluang (kesempatan) 

Dalam sebuah survei anonim yang dilakukan MSNBC, semua orang yang sudah menikah bisa berselingkuh. Tak peduli berapa umurnya, apakah sudah memiliki anak atau belum, dan dari latar belakang apa. 

Survei ini juga menemukan, sebagian besar pelaku perselingkuhan memiliki kesamaan, yakni mereka dihadapkan dengan godaan untuk berselingkuh. 

Dalam penelitian yang terbit di The Journal of Sex Research, yang melibatkan 423 orang, penelitian menemukan bahwa pria dan wanita berselingkuh karena alasan oportunistik. 

Alasan yang sering digunakan ketika kedapatan selingkuh adalah "saya digoda" atau "ada orang yang benar-benar 'ada' untuk saya". 

Hal inilah yang kemudian terjadi dan memicu orang tersebut berselingkuh. Sebab, ada kesempatan yang datang kepadanya.

Baca juga: 3 Alasan Selingkuh Menurut Sains, Stres hingga Urusan Seksual

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com