Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkap Misteri, Ilmuwan Akan Teliti Puluhan Mumi Anak di Italia

Kompas.com - 06/01/2022, 18:31 WIB
Zintan Prihatini,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber NBC News

KOMPAS.com - Para ilmuwan mulai meneliti mumi anak yang dikubur di Capuchin Catacombs of Palermo, Sisilia, Italia. Setidaknya ada 160 mumi anak yang berada di pemakaman ini.

Namun, sangat sedikit informasi yang diketahui mengenai mumi tersebut, termasuk tubuh mereka yang sangat kecil dan mengapa banyak anak yang dikubur di lokasi itu. Bahkan, catatan kematian mereka hanya berisi informasi yang sangat terbatas.

Oleh karena itu, sekelompok ilmuwan tengah bersiap mengungkapkan misteri terkait mumi anak di Italia menggunakan teknologi dari sinar-X.

Dilansir dari NBC News, Rabu (5/1/2022) peneliti utama sekaligus profesor bioarkeologi di Universitas Staffordshire Inggris, Kirsty Squires, berharap penelitian ini dapat membuka wawasan terkait gaya hidup serta usia anak-anak yang dimumikan.

Baca juga: Misteri Mumi 1000 Tahun di Peru yang Diikat Berbalut Kain Akhirnya Terkuak

Dijelaskan Squires, studi sepenuhnya difokuskan pada anak-anak yang meninggal antara tahun 1787 dan 1880, dengan mencari bukti terkait perkembangannya, trauma, serta penyakit yang diderita.

“Kami mencari penyebab kematian, kondisi kesehatan saat meninggal, dan perkembangannya. Tidak ada yang mengamati mumi untuk lebih memahami hal ini sebelumnya," ujar Squires.

Timnya akan meneliti sebanyak 41 mumi yang disimpan di ruang anak-anak Capuchin Catacombs. Walaupun terdapat 163 mumi anak-anak, tetapi Squires berkata bahwa mereka hanya meneliti mumi yang mudah untuk diakses.

Selanjutnya, mumi akan dipindai dari ujung kepala hingga ujung kaki untuk memeriksa tulang, menentukan usia, dan memeriksa sisa-sisa gigi serta jaringan lunak di daerah panggul untuk menentukan jenis kelaminnya.

"Sinar-X tidak akan merusak tubuh anak-anak," kata para ilmuwan.

Baca juga: Lewat Pemindaian Digital, Ahli Ungkap Rupa Mumi Firaun

Menurut antropolog biologi di Universitas Vilnius Lituania, Dario Piombino-Mascali; pemindaian ini sudah sangat layak untuk meneliti mumi anak karena mumi tidak dapat dipindahkan dari ruang bawah tanah. Penelitian ini pun dijadwalkan akan dimulai pada pekan depan.

Untuk diketahui, Capuchin Catacombs di Palermo merupakan koleksi terbesar dari sisa-sisa mumi di Eropa, di dalamnya berisi sekitar 1.284 mumi dan sebagian kerangka. Pemakaman ini awalnya hanya diperuntukkan bagi para biarawan, tetapi kemudian dibuka untuk umum.

Para ilmuwan mengungkapkan bahwa beberapa mumi yang berada di sana sangat terpelihara dengan baik.

Mumi-mumi tersebut telah dianggap sebagai warisan bagi Sisilia dan telah menjadi objek wisata. Sisa-sisa kerangka yang ada juga dipamerkan untuk masyarakat umum serta turis asing.

Pengunjung dapat membayar setara dengan 3,40 US dolar atau sekitar Rp 48.000 untuk masuk ke pemakaman Capuchin Catacombs dan melihat mayat.

 

Salah satu mumi anak yang terkenal juga dikebumikan di Capuchin Catacombs yaitu Rosalia Lombardo, yang meninggal karena pneumonia pada usia dua tahun di tahun 1920.

Para peneliti saat itu menggambarkan Rosalia Lombardo memiliki wajah, bulu mata, rambut, serta pakaian pemakaman yang sangat terawat dan hampir seperti aslinya. Hal ini menjadikannya sebagai mumi tercantik di dunia.

Menurut peneliti, Rosalia Lombardo adalah salah satu anak terakhir yang dikubur di sana.

Bagi Piombino-Mascali, kisah anak-anak yang terkubur di situs pemakaman tersebut penting untuk diceritakan dan dikenang.

“Saya adalah anak yang beruntung, tetapi saya tahu bahwa beberapa anak tidak seberuntung itu dan meninggal sebelum waktunya. Saya ingin memastikan kisah dan kehadiran mereka di dunia ini tidak dilupakan," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com