Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Florona yang Pertama Kali Ditemukan di Israel

Kompas.com - 04/01/2022, 16:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di tengah melonjaknya kasus Omicron di berbagai negara, kini dunia kembali dihebohkan dengan kemunculan infeksi gabungan influenza dan virus Corona atau disebut dengan florona.

Sebelum florona, kabar Delmicron yang disebut sebagai kombinasi varian Delta dan Omicron pun sempat beredar. 

Kasus pertama florona menjangkiti seorang ibu hamil di Israel yang diberitakakan oleh media Arab News melalui cuitan di Twitter, Kamis (30/12/2021).

#Israel mencatat kasus pertama penyakit #florona, infeksi ganda #COVID19 dan influenza,” tulis Arab News.

Baca juga: Kasus Pertama Florona Ditemukan di Israel, Ahli Jelaskan Efeknya pada Tubuh

Melansir Newsweek, Minggu (2/1/2022) Direktur di Departemen Ginekologi Rabin Medical Center, Profesor Arnon Vizhnitser menyatakan, wanita hamil tersebut didiagnosis positif Covid-19 dan influenza setibanya di rumah sakit.

Laporan awal menyebut wanita yang terkena florona itu belum divaksinasi Covid-19. Gejala florona yang dialaminya pun relatif ringan, dan diharapkan dia akan segera pulang.

Saat ini Kementerian Kesehatan Israel pun tengah mendalami tentang temuan infeksi florona untuk melihat apakah dapat menyebabkan penyakit serius.

Fakta-fakta florona

1. Apa itu florona?

Ahli biologi molekuler, Ahmad Utomo mengatakan bahwa florona bukan gabungan penyakit maupun varian baru dari virus corona.

Dia menjelaskan, florona adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang terpapar dua virus, yakni virus flu dan virus corona.

2. Gejala florona

Melansir Times of India, Senin (3/1/2022) baik pada virus influenza dan flu sama-sama menyebabkan infeksi pada sistem pernapasan dengan gejala yang mirip.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) seseorang dapat terkena dua infeksi di waktu yang bersamaan, dengan gejala seperti sakit tenggorokan, batuk, pilek, demam, sakit kepala dan kelelahan.

3. Tingkat keparahan

Sementara itu, untuk tingkat keparahan penyakit bergantung pada kondisi kesehatan seseorang. Beberapa orang mungkin memiliki gejala florona yang ringan, sementara yang lain mungkin mengalami penyakit parah.

Namun, para ahli masih mencari tahu lebih dalam terkait dengan keparahan penyakit yang disebabkan florona.

Baca juga: Ahli Ungkap Virus Corona Sembunyi dari Antibodi dan Menyebar dari Sel ke Sel

 

Ilustrasi virus corona di dalam organ paru-paru. Jumlah virus corona yang tinggi di dalam paru-paru menjadi penyebab kematian Covid-19.SHUTTERSTOCK/ker_vii Ilustrasi virus corona di dalam organ paru-paru. Jumlah virus corona yang tinggi di dalam paru-paru menjadi penyebab kematian Covid-19.

4. Penularan

Virus influenza dan corona dapat ditularkan melalui partikel udara yang telah terkontaminasi virus ketika orang yang terinfeksi batuk, berbicara, atau bersin.

Artinya, saat orang sehat menghirup udara atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh bagian wajah dengan tangan yang telah terpapar maka patogen memasuki sistem pernapasan dan akan berkembang biak.

Biasanya gejala muncul dalam 2 sampai 10 hari setelah terinfeksi virus corona.

5. Apa yang harus dikhawatirkan dari infeksi florona?

Sebelumnya para ahli telah mewanti-wanti adanya infeksi ganda covid dan influenza sejak setahun lalu. Sebab, infeksi Covid-19 sendiri sangat memengaruhi kesehatan seseorang, bahkan bisa menyebabkan kerusakan serius.

Dalam kondisi seperti ini, ketika seseorang terinfeksi dua virus sekaligus, maka tubuh mungkin akan sulit untuk melawan dua jenis virus yang berbeda.

Di sisi lain, karena gejala Covid dan influenza cenderung sama, maka untuk membedakannya harus menggunakan tes PCR.

Data sejauh ini mengenai florona masih sangat sedikit, sehingga para ahli belum dapat menjelaskan lebih rinci terkait penemuan kasus pertama florona Israel tersebut.

Baca juga: Moderna Kombinasikan Vaksin Covid-19 dengan Vaksin Flu, untuk Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com