Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satelit SpaceX Milik Elon Musk Buat Netizen China Murka, Ini Alasannya

Kompas.com - 30/12/2021, 20:01 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - CEO SpaceX Elon Musk baru-baru ini dikecam netizen China. Pasalnya, satelit Starlink yang telah diluncurkan SpaceX dinilai membahayakan stasiun antariksa Tianhe milik China.

SpaceX memang kerap menerbangkan satelit Starlink, untuk menyediakan akses internet dari luar angkasa.

Namun, pada 1 Juli dan 21 Oktober 2021, satelit miliki Musk itu hampir menabrak satelit Tianhe, yang menyebabkan stasiun luar angkasanya terpaksa mengambil tindakan untuk menghindari tabrakan.

China akhirnya membuat laporan resmi ke kantor urusan luar angkasa PBB terkait hal ini.

Laporan tersebut belum diverifikasi secara independen, bahkan SpaceX tidak memberikan komentar.

Baca juga: Elon Musk, SpaceX, dan Impiannya Membuat Koloni di Mars

 

“Untuk alasan keamanan, Stasiun Luar Angkasa China menerapkan kontrol pencegahan tabrakan (antara satelit SpaceX dan Tianhe),” ungkap pihak China, seperti dilansir dari CNBC, Selasa (28/12/2021).

Hal ini pun akhirnya membuat netizen China geram. Dalam sebuah posting di platform microblogging Weibo pada hari Senin, (27/12/2021) salah satu pengguna menumpahkan kekesalannya terkait kejadian itu, di mana satelit Sparlink SpaceX nyaris tabrak satelit China.

"Satelit Starlink hanya tumpukan sampah luar angkasa," tulisnya.

Sementara itu, netizen lainnya menggambarkannya Starlink sebagai senjata perang ruang angkasa Amerika.

"Risiko Starlink (satelit SpaceX milik Elon Musk) secara bertahap terungkap, seluruh umat manusia akan membayar untuk aktivitas bisnis mereka," kata pengguna Weibo yang lain.

Baca juga: Kapsul Astronot SpaceX Segera Masuki Bumi, Elon Musk Ungkap Potensi Masalah

Satelit Starlink SpaceXspace.com Satelit Starlink SpaceX

Elon Musk memang menjadi tokoh terkenal di China, terlebih setelah seorang pelanggan menaiki mobil Tesla di pameran mobil di Hsanghai pada bulan April untuk memprotes layanan pelanggan yang buruk.

Di sisi lain, SpaceX diketahui telah mengoperasikan hampir 1.900 satelit untuk melayani jaringan broadband Starlink.

Perusahaan ini pun berencana akan mengoperasikan lebih banyak satelit di masa depan.

Badan antariksa Amerika Serikat, NASA bahkan terpaksa membatalkan perjalanan antariksa pada akhir November lalu, dengan alasan risiko yang ditimbulkan oleh puing-puing luar angkasa.

Baca juga: Wahana Starship Milik SpaceX Berhasil Mendarat, tapi Langsung Meledak

 

Para ilmuwan pun mendesak pemerintah untuk membagikan data agar dapat mengurangi risiko tabrakan antariksa yang berisiko.

Sebab, hampir 30.000 satelit dan puing-puing lainnya yang diyakini mengorbit planet ini.

Sebelumnya Musk memposting cuitannya melalui Twitter dengan menuliskan, bahwa beberapa orbit satelit Starlink SpaceX telah disesuaikan untuk mengurangi kemungkinan tabrakan sebagai tanggapan dari insiden tersebut.

Untuk diketahui, China mulai membangun stasiun luar angkasa pada bulan April dengan diluncurkannya satelit Tianhe.

Stasiun luar angkasa China tersebut diharapkan akan selesai pada akhir 2022 setelah empat misi berawak.

Baca juga: Prestasi Bersejarah, SpaceX Sukses Pulangkan 2 Astronot NASA ke Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com