Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Apa yang Harus Dilakukan jika Terinfeksi Varian Omicron? | Gunung Berapi Berstatus Siaga di Indonesia

Kompas.com - 21/12/2021, 07:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Berita populer Sains dari Senin (20/12/2021) hingga Selasa (21/12/2021) masih diramaikan oleh ulasan tentang varian Omicron. Dari berita tentang apa yang harus dilakukan jika terinfeksi, serta gejala varian Omicron.

Sebab, kini, varian Omicron telah ditemukan di Indonesia, dan jumlah kasusnya pun terus bertambah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 14 Desember 2021 lalu telah melaporkan bahwa varian B.1.1.529 telah terdeteksi di 77 negara di dunia, termasuk di Indonesia.

Selain itu, berita populer Sains terkait gejala varian Omicron juga menjadi sajian informasi yang menarik pembaca sepanjang Senin.

Tak hanya informasi terkait perkembangan varian Omicron, beberapa gunung berapi di Indonesia yang berstatus siaga pun juga menjadi informasi populer Sains hingga pagi ini, Selasa (21/12/2021).

Simak beberapa rangkuman berita populer Sains sepanjang Senin (20/12/2021) hingga Selasa (21/12/2021) pagi ini.

Apa yang harus dilakukan jika terinfeksi varian Omicron?

Salah satu berita populer Sains ini menjadi informasi yang menarik pembaca Kompas.com.

Sejak varian Omicron dilaporkan sebagai varian baru virus corona yang kali pertama terdeteksi di Afrika Selatan, dunia semakin dilanda kekhawatiran.

Sebab, peningkatan kasus tampaknya mulai banyak dilaporkan negara yang mengidentifikasi munculnya varian B.1.1.529 itu.

Bahkan, ilmuwan Afrika Selatan menyebut mutasi virus yang dibawa varian Omicron ternyata sangat banyak dibandingkan varian Delta atau varian lainnya.

Ditambah kemampuan varian Omicron yang dapat menyebar dengan cepat, disebut telah menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara.

Di Indonesia, kasus Covid varian Omicron juga telah ditemukan. Dan apa saja yang dapat dilakukan jika terinfeksi varian Omicron, simak informasi selengkapnya di sini.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan jika Terinfeksi Varian Omicron?

 

Kasus varian Omicron di Indonesia bertambah, 5 gejalanya

Juru bicara Program Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi melaporkan dua pasien baru positif Covid varian Omicron.

Sebelumnya, kasus pertama ditemukannya seorang petugas kebersihan di RS Wisma Atlet terinfeksi varian Omicron.

Nadia mengatakan dua pasien itu merupakan hasil pemeriksaan sampel dari lima kasus probable varian Omicron yang memiliki riwayat perjalanan luar negeri.

"Dua pasien terkonfirmasi terbaru adalah IKWJ, 42 tahun, laki-laki, perjalanan dari Amerika Selatan, serta M, 50 tahun, laki-laki, perjalanan dari Inggris. Saat ini keduanya sedang menjalani karantina di Wisma Atlet," ujar Nadia dalam keterangan tertulisnya melalui laman Kemenkes RI, Sabtu (18/12/2021).

Untuk mewaspadai penularan Covid varian Omicron ini, ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai dari varian baru virus corona ini.

Menurut dokter sekaligus Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, Dr Angelique Coetzee, ada beberapa gejala varian Omicron yang dicatat dari kasus yang ditemukan pada pasiennya.

Kendati beberapa gejalanya mirip Covid-19 varian yang lebih umum, namun berikut beberapa gejala Covid varian Omicron yang perlu diwaspadai.

  1. Sakit kepala
  2. Nyeri di seluruh tubuh
  3. Kelelahan
  4. Pilek
  5. Sakit dan gatal di tenggorokan.

Selengkapnya mengenai salah satu berita populer Sains ini dapat dibaca di sini.

Baca juga: Kasus Varian Omicron di Indonesia Bertambah, Ketahui 5 Gejalanya

 

4 Gunung berapi di Indonesia berstatus Siaga

Ini adalah salah satu informasi populer Sains yang menarik pembaca, di mana ada empat gunung yang berstatus siaga.

Berdasarkan keterangan resmi Magma Indonesia dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, saat ini ada 4 gunung berapi yang berstatus level Siaga III.

Keempat gunung api tersebut adalah gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur, Gunung Merapi di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah, Gunung Semeru di Jawa Timur dan Gunung Sinabung di Sumatera Utara.

Salah satu yang kini masih dipantau setelah mengalami erupsi beberapa waktu lalu adalah Gunung Semeru. Gunung berapi yang terletak di Kabupaten Lumajang, Malang, Jawa Timur tersebut, masih menunjukkan aktivitas gempa vulkanik.

Masyarakat pun diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi awan panasan guguran, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai.

Selain Gunung Semeru, level Siaga III juga perlu diwaspadai dari aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur, Gunung Merapi di DI Yogyakarta dan Gunung Sinabung di Sumatera Utara.

Informasi populer Sains tentang perkembangan berita gunung-gunung berapi berstatus Siaga ini, selengkapnya dapat disimak di sini.

Baca juga: 4 Gunung Berapi di Indonesia dengan Status Siaga 3 Saat Ini, Termasuk Semeru

Studi ungkap asap pembakaran kayu memicu kanker

Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa tungku pembakaran kayu di daerah perkotaan berkontribusi terhadap paparan bahan kimia penyebab kanker yang ditemukan dalam partikel polusi udara.

Kandungan polisiklik hidrokarbon (PAH) dalam partikel polusi kecil yang dihasikan dari pembakaran kayu memiliki efek karsinogenik.

Studi peneliti yang dilakukan di Athena, Yunani menemukan bahwa pembakaran kayu menghasilkan lebih banyak kandungan berbahaya tersebut dibandingkan bahan bakar diesel atau bensin pada kendaraan bermotor.

Selain itu, para peneliti mengatakan bahwa pembakaran kayu merupakan masalah utama penyebab buruknya kualitas udara di perkotaan di seluruh Eropa.

Selain itu, paparan asap kayu bakar dapat menyebabkan efek kesehatan yang fatal, salah satunya dapat memicu kanker.

Selengkapnya mengenai salah satu informasi populer Sains yang mengungkap efek buruk asap pembakaran kayu yang bisa memicu kanker ini dapat dibaca di sini.

Baca juga: Studi Terbaru Ungkap Asap Pembakaran Kayu Berisiko Memicu Kanker

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com