Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simpanse Hindari Bau Busuk Putrescine dari Kawanannya yang Mati

Kompas.com - 11/11/2021, 21:45 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian mengungkapkan, jika simpanse memiliki perilaku untuk menghindari bau busuk yang berasal dari kawanannya yang sudah mati.

Mengutip New Scientist, Kamis (11/11/2021) diperkirakan manusia dan beberapa hewan lain yang salah satunya adalah simpanse, mengembangkan rasa jijik terhadap putrescine untuk melindungi diri dari penyakit dan serangan pemangsa bangkai.

Putrescine adalah senyawa kimia yang terkait dengan tubuh yang membusuk.

Namun dalam hal ini tak ada yang menguji apakah simpanse memang sensitif terhadap bau kematian itu.

Baca juga: DNA Mirip Simpanse, Apa yang Membuat Manusia Berbeda?

Hingga akhirnya peneliti dari Universitas Kyoto Jepang, James Anderson pun tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai hal tersebut.

Untuk menyelidikinya, Anderson bersama rekan-rekannya pun melakukan studi dengan melibatkan dua simpanse betina dan empat simpanse jantan. Semuanya berusia antara 24 dan 48 tahun yang ditempatkan di Kumamoto Sanctuary Universitas Kyoto.

Sehari dalam seminggu selama periode enam minggu, simpanse kembali ke kandang setelah berkeliaran di cagar alam.

Peneliti kemudian menempatkan burung mati dan mainan sarung tangan lalu menggunakan kipas untuk menghembuskan aroma air, putrescine, dan zat lainnya.

Hasilnya, simpanse menghindari objek, entah itu burung atau sarung tangan secara signifikan ketika putrescine disebarkan.

"Mencium putrescine, jelas simpanse ingin pergi dari sana. Dua individu tertua yang berusia 46 dan 48, paling tidak menghindari bau tesebut," jelas Anderson.

Lebih lanjut bau yang mereka hindari itu mungkin juga memainkan peran kunci ketika induk simpanse berduka karena kehilangan anak mereka.

Seperti yang kita tahu induk simpanse terkadang membawa bayi mereka yang sudah mati selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Peneliti menduga karena ada keterikatan dengan bayi, sehingga induk menerima bau bayi itu. Atau analisis berikutnya adalah induk sudah terbiasa dengan bau busuk yang dikeluarkan.

Baca juga: Pertama Kali, Kasus Kusta Ditemukan pada Simpanse Liar

Namun seringkali saat bau putrescine paling kuat timbul, sekitar dua hingga empat hari setelah kematian, induk simpanse memilih untuk meninggalkan bayi mereka yang sudah mati.

Itu mengapa peneliti juga menyebut, kalau putrescine pun bisa menjadi petunjuk yang membantu para ibu untuk segera move on dari rasa duka kehilangan anaknya.

Induk pun juga sebenarnya harus segera meninggalkan anaknya yang sudah mati, karena terkait dengan bahaya penyakit yang bisa menularinya.

Meski begitu, simpanse yang berada di kebun binatang mendapat keistimewan untuk tinggal lebih lama dengan bayi mereka yang mati, sehingga induk dapat menerima kehilangan mereka.

Studi telah dipublikasikan di Behavioural Processes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com