Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Ledakan Objek Kosmik Misterius Ditemukan di Luar Angkasa

Kompas.com - 02/11/2021, 21:00 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para astronom menyaksikan ribuan ledakan dari objek kosmik misterius di luar angkasa, yang mencapai 1.652 ledakan dalam waktu singkat.

Meski para peneliti masih bingung penyebab letusan berulang tersebut, mereka berharap pengamatan mendalam akan membantu memberikan jawaban.

Melansir Live Science, Senin (01/11/2021) fenomena ledakan misterius ini disebut fast radio burst (FRB) yang pertama kali diamati pada tahun 2007.

FRB menghasilkan getaran di bagian radio dari spektrum elektromagnetik yang berlangsung seperseribu detik namun menghasilkan energi sebanyak matahari dalam setahun.

Beberapa FRB memancarkan energi hanya sekali saja, tetapi pada FRB 121102 yang terletak di galaksi kerdil diketahui telah berulang kali meledak.

Baca juga: Ledakan Kosmik Hancurkan Kota Kuno di Lembah Yordan

 

Dengan menggunakan Five-hundred-meter Aperture Spherical radio Telescope (FAST) di China, para ilmuwan memutuskan untuk melakukan studi ekstensif terhadap fenomena ledakan kosmik yang misterius ini.

Ahli Astrofisika dari University of Nevada di Las Vegas, Bing Zhang mengungkapkan, studi dilakukan untuk mengumpulkan data rutin tentang entitas tertentu.

"FAST adalah teleskop radio paling sensitif di dunia," ujarnya.

Ia mengatakan, teleskop tersebut dapat mendeteksi hal-hal yang mungkin terlewatkan oleh observatorium sebelumnya.

Penelitian yang terbit tahun 2021 di Nature menemukan, selama sekitar 60 jam para peneliti menyaksikan FRB 121102 meledak 1.652 kali, terkadang hingga 117 kali per jam. Jauh lebih banyak dibandingkan FRB berulang sebelumnya.

Sebagian besar dari fenomena ledakan objek kosmik terjadi di luar angkasa yang sulit untuk dijangkau.

Baca juga: Ledakan Matahari yang Kuat Tabrak Bumi, Ini Dampak Radiasi Matahari pada Bumi

Ilustrasi badai matahari yang ekstrem disebut dapat memengaruhi jaringan internet di Bumi. Badai matahari atau ledakan Matahari ini, radiasi yang ditimbulkan bahkan dapat menyebabkan kiamat internet.SHUTTERSTOCK/Lia Koltyrina Ilustrasi badai matahari yang ekstrem disebut dapat memengaruhi jaringan internet di Bumi. Badai matahari atau ledakan Matahari ini, radiasi yang ditimbulkan bahkan dapat menyebabkan kiamat internet.

 

Namun, pada tahun 2020 para astronom menemukan FRB di dalam galaksi Bima Sakti, memungkinkan mereka untuk menentukan bahwa sumbernya adalah jenis bintang mati yang disebut magnetar.

Magnetar terbentuk dari bintang ultra-padat mati yang dikenal sebagai bintang neutron.

Sementara semua bintang neutron memiliki medan magnet yang kuat, beberapa adalah outlier dengan medan magnet yang sangat kuat yang dapat mengubahnya menjadi magnetar.

Bagaimana magnetar menyebabkan FRB atau fenomena ledakan kosmik ini juga masih tidak diketahui.

Baca juga: Ledakan Suar Matahari Terbesar Mencapai Bumi, Apa Dampaknya?

 

 

Tetapi jika FRB 121102 adalah magnetar, data yang dikumpulkan Zhang dan timnya menunjukkan bahwa ledakan cepat terjadi tepat di permukaan bintang itu sendiri, bukan di gas maupun debu sekitarnya.

Zhang berkata, astronom yang mempelajari FRB menduga magnetar mendeteksi gelombang radio, baik dari ledakan awal ini atau dari saat ledakan tersebut menghantam material di sekitar bintang lalu menghasilkan gelombang kejut yang kuat.

"Entah bagaimana, sumber ini (FRB), sangat bagus dalam meledak," kata Victoria Kaspi, ahli astrofisika di Universitas McGill yang tidak terkait dalam penelitian.

Lebih lanjut, Kaspi menuturkan, ada kemungkinan bahwa banyak FRB berulang yang menghasilkan ledakan dalam jumlah besar, dan karena sensitivitas FAST yang luar biasa, tim dapat menangkap begitu banyak aktivitas dari FRB 121102.

Baca juga: Ledakan Supernova Picu Kepunahan Massal di Bumi 359 Juta Tahun Lalu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com