Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/10/2021, 20:47 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kolesterol adalah senyawa lemak yang memiliki peran bagi tubuh. Namun, kadar kolesterol tinggi dalam darah, justru dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Kondisi tersebut terjadi saat kolesterol bersama lemak dan kalsium menumpuk di plak di dinding arteri, yang mempersempit pembuluh darah hingga menyebabkan komplikasi, termasuk stroke maupun serangan jantung.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa peningkatan kadar kolesterol berkontribusi pada 2,6 juta kematian setiap tahunnya.

Melansir Medical News Today, Jumat (24/09/2021) para ahli menyebut ada beberapa mitos tentang kolesterol yang masih banyak dipercaya masyarakat, padahal hal tersebut keliru.

Baca juga: Kolesterol Naik, Bolehkah Minum Obat Dokter dan Herbal Sekaligus?

Mitos tentang kolesterol

1. Semua kolesterol jahat

Kolesterol adalah komponen penting dari membran sel. Selain peran strukturalnya dalam membran, senyawa ini juga penting dalam produksi hormon steroid, vitamin D, serta asam empedu.

“Kolesterol itu tidak jahat. Ini adalah pandangan awam yang disalahgunakan dalam gaya hidup modern kita saat ini,” ujar ahli jantung di MemorialCare Heart & Vascular Institute di Orange Coast Medical Center di Fountain Valley, Dr Robert Greenfield.

Kolesterol LDL atau Low-density lipoprotein dikenal sebagai "kolesterol jahat", karena kadar kolesterol LDL yang tinggi dalam aliran darah meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Sedangkan High-density lipoprotein (HDL) disebut sebagai kolesterol baik, karena mengangkut kolesterol kembali ke hati. Kemudian, kolesterol dikeluarkan dari tubuh, sehingga mengurangi risiko kardiovaskular.

2. Tubuh yang kurus bebas dari kolesterol tinggi

Greenfield menegaskan, meskipun Anda memiliki tubuh yang kurus atau ideal sekalipun, bisa mengalami kolesetrol tinggi.

“Keseimbangan kolesterol memang merupakan fungsi dari apa yang kita makan, tetapi genetika kita juga (berpengaruh). Misalnya, seseorang dapat dilahirkan dengan kecenderungan genetik untuk tidak memproses kolesterol secara efisien,” katanya.

Ahli jantung dari K Health Dr Edo Paz mengungkapkan, meskipun seseorang memiliki berat badan yang sehat, kolesterol dalam tubuh bisa menjadi tidak terkontrol.

Faktor lain yang memengaruhi kadar kolesterol adalah makanan, jarang berolahraga, kebiasaan merokok, dan minum minuman beralkohol.

Orang yang memiliki berat badan yang sehat mungkin memiliki kadar kolesterol tinggi, sebaliknya beberapa orang yang kelebihan berat badan mungkin tidak memiliki kolesterol tinggi. Usia dan genetik juga berkontribusi pada tingginya kolesterol dalam darah.

3. Gejala kolesterol tinggi

“Dalam kebanyakan kasus, kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala. Itulah mengapa dianjurkan untuk melakukan tes darah secara berkala untuk menyaring kolesterol tinggi. Usia Anda memulai skrining dan frekuensi skrining ditentukan oleh faktor risiko individu,” jelas Paz.

Di sisi lain, dr Greenfield memaparkan, akumulasi kolesterol yang berlebihan dapat berisiko pada kerusakan hingga penyumbatan jantung dan pembuluh darah.

Hal ini menyebabkan nyeri dada atau angina, serangan jantung, bahkan kematian mendadak.

Baca juga: Gejala dan Komplikasi Kolesterol Tinggi yang Perlu Diwaspadai

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com