Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/07/2021, 14:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.comLow-density lipoprotein (LDL) atau yang dikenal dengan nama kolesterol jahat mengangkut kolesterol hingga menumpuk di dinding arteri.

Plak kolesterol tersebut dapat mempersempit arteri, membatasi aliran darah, dan meningkatkan risiko pembekuan darah.

Jika gumpalan darah menyumbat arteri di jantung dan otak, risiko serangan jantung atau stroke pun meningkat.

Di samping itu, ada high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik yang bertugas mengembalikan kolesterol jahat ke hati dan mengeluarkannya dari tubuh.

Kolesterol baik membantu mencegah penumpukan kolesterol di arteri hingga menurunkan risiko pembekuan darah.

Baca juga: 5 Makanan Sehat yang Tinggi Kolesterol, Amankah?

Bagi orang yang berusia di atas 20 tahun, American Heart Association merekomendasikan untuk memeriksakan kadar kolesterol setidaknya setiap empat hingga enam tahun sekali.

Jika memiliki riwayat kolesterol tinggi atau faktor risiko lain untuk penyakit kardiovaskular, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan kadar kolesterol yang lebih sering.

Jika seseorang memiliki kadar kolesterol total atau kolesterol jahat terlalu tinggi, dokter akan mendiagnosisnya dengan kolesterol tinggi.

Gejala kolesterol tinggi

Dilansir dari Healthline, dalam banyak kasus, kolesterol tinggi adalah masalah kesehatan yang tidak menimbulkan gejala apapun.

Banyak orang yang bahkan tidak sadar bahwa ia memiliki kadar kolesterol tingg hingga mengalami komplikasi serius, seperti penyakit jantung dan stroke.

Baca juga: Kolesterol Naik, Bolehkah Minum Obat Dokter dan Herbal Sekaligus?

Oleh sebab itu, skrining kolesterol sangat penting untuk dilakukan secara rutin. Langkah-langkah pencegahan atau penanganan kolesterol tinggi pun dapat diterapkan.

Komplikasi kolesterol tinggi

Kolesterol tinggi dapat menyebabkan akumulasi kolesterol dan endapan lain di dinding arteri yang berbahaya bagi kesehatan.

Dilansir dari Mayo Clinic, plak kolesterol dapat mengurangi aliran darah melalui arteri dan menyebabkan komplikasi seperti:

1. Sakit dada

Jika arteri yang memasok darah ke jantung (arteri koroner) terpangruh, nyeri dada dan gejala lain dari penyakit arteri koroner mungkin dialami.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com