Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/10/2021, 07:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

 

Di ruang angkasa, di mana cahaya bergerak tanpa hambatan, tidak ada yang mendistorsi foton, dan Matahari muncul sebagai bola cahaya putih, 'warna asli' bintang kita.

Namun, ketika sinar matahari melewati atmosfer bumi, molekul di udara mendistorsi foton dengan panjang gelombang yang lebih pendek.

Warna pada spektrum dengan gelombang yang lebih panjang mencapai mata kita dengan lebih mudah.

"Atmosfer menghalangi bagian paling energik dari spektrum cahaya, yang sesuai dengan ultraviolet dan zona biru," jelas Angel Molina, yang menjalankan situs bernama The Astronomer's Diary.

"Jadi, seperti bola lampu yang hangat, Matahari terlihat di Bumi tanpa warna dingin, yang dihilangkan oleh atmosfer. Ia memperoleh warna yang lebih hangat, cenderung ke nada kuning."

Tetapi mengapa dalam rona kuning, dan bukan merah atau jingga, yang panjang gelombangnya bahkan lebih panjang?

Gonzalo Tancredi, yang mengajar astronomi di Universitas Republik di Uruguay, mengatakan kepada BBC bahwa sinar Matahari berada di tengah spektrum warna, yaitu kuning, setelah warna dengan panjang gelombang yang lebih pendek dari hijau ke ungu diserap.

Apakah matahari berwarna hijau?

Anda mungkin pernah menemukan tulisan di internet atau unggahan di media sosial yang mengeklaim bahwa Matahari sebenarnya berwarna hijau.

Gonzalo Tancredi mengatakan pendapat itu berasal dari fakta bahwa jika kita membuat grafik berwarna dari spektrum Matahari, maka akan tampak seperti gunung dengan puncaknya di zona hijau.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com