KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarkaat untuk mewaspadai adanya potensi cuaca ektrem di sejumlah wilayah di Indonesia dalam sepekan ke depan.
BMKG mengeluarkan peringatan dini yang berlaku sejak 14-20 September 2021.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangan tertulisnya mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan potensi cuaca ekstrem ini terjadi.
Di antaranya seperti fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, gelombang Kevin. Ini penjelasannya:
Baca juga: BMKG: Waspada, Potensi Tsunami Non Tektonik di Maluku Tengah Cukup Tinggi
1. Dinamika atmosfer
Guswanto menjelaskan, MJO. gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kevin merupakan bagian dari dinamika atmosfer yang berperan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan.
Ketiganya diketahui akan aktif di wilayah Indonesia hingga seminggu ke depan.
"MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah aktif yang dilewatinya," kata Guswanto.
Fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudra Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO, sedangkan pada Kelvin skala harian.
Sebaliknya, fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudera Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia.
Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika Gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia maka dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah indonesia.
2. Konvergensi
Selain ketiga dinamika atmosfer tersebut, potesi cuaca ekstrem ini juga dipengaruhi oleh konvergensi angin.
Guswanto berkata, terbentuknya belokan maupun pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dapat mengakibatkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
3. Suhu muka laut
Suhu muka laut dan anomali suhu muka laut juga terpantau masih hangat di sebagian besar perairan di Indonesia.
Kondisi ini yang mendukung peningkatan suplai uap air sebagai sumber pembentukan awan-awan hujan.
"Kondisi tersebut juga didukung oleh masih tingginya kelembaban udara di sebagian besar wilayah di Indonesia hingga seminggu ke depan," ucap dia.
Berdasarkan kondisi yang ada, BMKG memprakirakan potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat, petir dan angin kencang dalam periode 14-20 September 2021, terdapat di wilayah provinsi berikut:
Baca juga: Musim Hujan Lebih Awal di Sumatera Utara, BMKG Jelaskan Penyebabnya
Sementara itu, berdasarkan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (IBF-Impact Based Forecast) BMKG, potensi dampak bencana hidrometeorologi.
Bencana hidrometeorologi tersebut umumnya berupa banjir, banjir bandang dan atau tanah longsor dari cuaca ekstrem hingga 3 (tiga) hari ke depan yakni tanggal 15 September 2021 untuk level siaga berada di wilayah provinsi: