Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali, Telur dan Embrio Kura-kura Raksasa Berusia 90 Juta Tahun Teridentifikasi

Kompas.com - 19/08/2021, 19:31 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekitar 90 juta tahun yang lalu, seekor induk kura-kura raksasa di tempat yang sekarang merupakan wilayah China tengah meletakkan beberapa telurnya yang seukuran bola tenis.

Namun, ada satu yang tak pernah menetas. Telur kura-kura darat Yuchelys nanyangensis ini akhirnya tak terganggu selama puluhan juta tahun dan melestarikan tulang-tulang halus embrio kura-kura raksasa di dalamnya.

Lalu baru tahun 2018, seorang petani berhasil menemukan telur dan menyumbangkannya ke sebuah universitas.

Petani menemukan telur di provinsi Henan, wilayah yang terkenal dengan penemuan ribuan telur dinosaurus selama 30 tahun terakhir.

Kini setelah sekian lama, untuk pertama kalinya ahli mengidentifikasi telur dan embrio kura-kura raksasa yang langka tersebut.

Baca juga: Kura-kura Raksasa Ini Dikira Telah Punah, Ilmuwan Temukan di Galapagos

 

Mengutip Live Science, Kamis (19/8/2021) telur kura-kura purba terutama yang memiliki embrio, sebenarnya jarang memfosil karena sangat kecil dan rapuh. Namun telur kura-kura raksasa, Y.nanyangensis ini dapat bertahan.

Dengan ukuran 5,4 cm x 5,9cm, telur hanya sedikit lebih kecil dari bola tenis. Ketebalan cangkangnya sendiri 1,8 milimeter.

Itu lebih tebal dari kulit telur kura-kura Galapagos dan enam kali lebih tebal dari telur ayam yang memiliki ketebalan rata-rata 0,3 mm.

Ukuran telur itu juga dapat membantu peneliti untuk memperkirakan seberapa besar induk kura-kura raksasa ini.

Baca juga: Keturunan Kura-kura Raksasa yang Telah Punah Ditemukan di Galapagos

Kura-kura raksasa aldabraShutterstock/Jan Bures Kura-kura raksasa aldabra

 

Menurut peneliti, telur kemungkinan diletakkan oleh kura-kura raksasa dengan panjang tempurung 1,6 meter.

Ukuran ini belum termasuk panjang leher atau kepala, jadi bisa dikatakan jika induk setinggi manusia.

Para peneliti juga menggunakan pemindaian mikro-CT untuk membuat gambar 3D virtual dari telur dan embrio kura-kura purba tersebut.

Dengan membandingkan gambar-gambar ini dengan spesies kura-kura hidup yang berkerabat jauh, tampaknya embrio hampir 85 persen berkembang, para peneliti menemukan.

Baca juga: Diego, Kura-kura Raksasa Galapagos yang Punya 800 Keturunan

 

"Tapi saat mencoba menetas gagal, terlihat dari kulit telurnya yang rusak," kata Darla Zelenitsky, peneliti dan profesor paleobiologi di University of Calgary di Kanada.

Dari analisis pun peneliti bisa memiliki gambaran bagaimana kehidupan dari kura-kura darat Yuchelys nanyangensis ini.

Kura-kura punya gaya hidup terestrial yang unik. Telur tebal dan strategi bersarang di bawah tanah mungkin telah membantu mereka selama periode Kapur.

Tetapi ada kemungkinan kura-kura ini tak dapat beradaptasi dengan perubahan iklim dan lingkungan yang lebih dingin setelah kepunahan massal akhir Kapur.

Studi tentang telur dan embrio kura-kura raksasa berusia 90 juta tahun lalu itu telah dipublikasikan secara daring di jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences.

Baca juga: Tak Hanya Gajah, Kura-Kura Raksasa Juga Punya Ingatan Kuat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com