KOMPAS.com - Beberapa hewan menggunakan racun sebagai bagian dari mekanisme pertahanan diri mereka.
Seperti misalnya seekor burung kecil yang disebut pitohui berkerudung. Bulu oranye dan hitamnya ternyata mengandung racun batrachotoxin (BTX) yang mematikan.
Cukup dengan menyentuhnya, tangan Anda akan terasa terbakar. Sedangkan dengan menelannya sedikit saja, racun dapat menghentikan kerja saluran natrium dan menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian.
Baca juga: Studi: Manusia dan Tikus Berpotensi Punya Bisa Racun Seperti Ular
Para ilmuwan percaya bahwa pitohui tidak memproduksi racunnya sendiri, melainkan memperolehnya dari mangsa kumbang kecilnya.
Lalu, masih ada katak panah emas beracun di Amerika Tengah dan Selatan yang juga menyembunyikan racun di balik kulitnya yang berwarna cerah.
"Racun digunakan hewan untuk melindungi diri mereka sendiri karena memberikan rasa yang sangat tak menyenangkan pada mahluk yang mencoba memakannya bahkan dalam kasus terburuk bisa membunuh mereka," kata Daniel Minor, biofisikawan di University of California, San Francisco’s Cardiovascular Research Institute.
Namun ada pertanyaan menarik. Meski punya racun yang mematikan, bagaimana hewan-hewan tersebut dapat terhindar dari racun mereka sendiri?
Mengutip National Geographic, Senin (9/8/2021) selama beberapa dekade teori terbaik yang menjelaskan soal itu adalah burung dan katak berevolusi secara khusus menyesuaikan saluran natrium agar kebal terhadap BTX.
Saluran natrium sendiri merupakan bagian tubuh yang diperlukan agar saraf, sel otak, dan sel otot berfungsi dengan baik.
Tetapi sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of General Physiology punya pandangan lain mengapa hewan itu bisa selamat dari racun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.