Sebuah ulasan di tahun 2015 yang mengamati 37 studi menemuan, perokok 30 persen lebiih mungkin mengalami demensia.
3. Kehilangan volume otak
Menurut sebuah penelitian di tahun 2017, semakin lama seseorang merokok, semakin tinggi risiko kehilangan volume otak.
Para peneliti menemukan, merokok berdampak negatif terhadap integritas struktural daerah otak subkortikal.
Baca juga: Sama Bahayanya dengan Rokok Biasa, Ini 3 Penyakit Paru akibat Vape
4. Risiko stroke lebih tinggi
Perokok lebih mungkin menderita stroke dibandingkan bukan perokok. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan, merokok dapat meningkatkan risiko dua hingga empat kali lipat pada pria dan wanita
Namun, risiko stroke yang meningkat dapat menurun dalam waktu 5 tahun setelah berhenti merokok.
5. Risiko kanker lebih tinggi
Merokok memasukkan banyak bahan kimia beracun ke dalam otak dan tubuh, beberapa di antaranya memiliki kemampuan untuk menyebabkan kanker.
Dr. Harshal Kirane, Direktur Medis Wellbridge Addiction Treatment and Research, menjelaskan bahwa paparan berulang terhadap tembakau mampu meningkatkan risiko terkena kanker.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.