Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Selalu Buruk, Ini 3 Macam Interaksi Obat yang Bisa Terjadi

Kompas.com - 27/07/2021, 11:03 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

 

Salah satunya adalah kotrimoksazol yang merupakan obat antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri. Obat ini merupakan kombinasi dari obat trimethroprim dan sulfamethoxazole.

Di kesempatan yang sama, Prof. Dr. apt. Yandiana Harahap, M.Si mengatakan ada 3 macam interaksi obat, yakni:

1. Interaksi farmasetika

Interaksi ini ditandai dengan tidak tercampurnya obat-obat yang akan diberikan kepada pasien.

Contohnya adalah larutan infus dengan fenitoin yang mungkin bisa menimbulkan endapan.

2. Interaksi farmakodinamika

Interaksi obat farmakodinamika adalah kemampuan suatu obat mengubah efek obat lain menjadi bekerja secara sinergis atau antagonis tanpa mengubah sifat farmakokinetiknya.

Farmakokinetika adalah ilmu mengenai perubahan jumlah obat dalam tubuh seiring bertambahnya waktu. Singkatnya, farmakokinetika mempelajari apa yang dilakukan obat terhadap tubuh.

Farmakodinamika berusaha untuk mempelajari peran obat terhadap tubuh atau bagaimana mekanisme kerja obat.

Baca juga: Obat yang Harus Dihindari Pasien Covid-19 saat Isolasi Mandiri di Rumah

3. Interaksi farmakokinetika

Interaksi yang ketiga ini terjadi ketika suatu obat bisa memengaruhi absorbsi, metabolisme, distribusi hingga eksresi obat dalam tubuh. Misalnya ketika interkasi obat dapat menghambat atau menginduksi peran atau fungsi obat yang lain.

Obat diproduksi harus memenuhi 3 syarat

Prof. Yandiana juga mengatakan bahwa obat diproduksi setidaknya sudah pasti memiliki khasiat, keamanan dan mutu yang terjamin.

"Yakinlah keluarga Indonesia, obat itu dirilis ke pasaran sudah memenuhi 3 hal yaitu khasiat, kemanan dan mutu yang terjamin," kata Yandiana.

"Kalau efek samping, pasti ada, tapi efek sampingnya juga beragam dan manfaatnya selalu lebih besar" tegasnya.

Sehingga untuk menghindari efek negatif dari obat, gunakanlah obat dengan rasional dan sesuai dengan indikasi. Terpenting harus sesuai dengan resep dokter untuk obat keras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com