Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikira Punah, Ikan dari Zaman Dinosaurus Hidup di Pantai Madagaskar

Kompas.com - 25/05/2021, 19:32 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekelompok pemburu hiu Afrika Selatan tanpa sengaja menemukan populasi ikan yang diyakini telah lama punah oleh komunitas ilmiah.

Populasi ikan tersebut bukan hewan laut biasa karena ikan ini diketahui sudah hidup di zaman dinosaurus.

Ikan coelacanth atau yang dikenal sebagai ikan fosil berkaki empat diketahui sudah eksis di lautan planet ini 420 juta tahun yang lalu.

Kini, dalam sebuah laporan terbaru, coelacanth ditemukan hidup dengan sehat di Samudera Hindia Barat di lepas Pantai Madagaskar.

Baca juga: Anglerfish, Ikan Aneh Penghuni Laut Dalam, Terdampar di Pantai California

Mengutip Newsweek, Selasa (25/5/2021) keberadaan coelacanth ini kembali terdeteksi berkat nelayan yang menggunakan jaring dalam ekspedisi berburu hiu.

Jaring berteknologi tinggi yang seharusnya digunakan untuk menangkap hiu itu mencapai tempat berkumpulnya ikan coelacanth yang berada di 100 hingga 150 meter di bawah permukaan air.

Mengutip Gizmodo, bukti keberadaan ikan coelacanth ini sebenarnya diketahui pertama kali pada 1938. Saat itu sekelompok nelayan juga menemukan ikan purba tersebut.

Ilmuwan pun dibuat kaget dengan temuan tersebut karena bukti soal ikan ini pernah hidup di Bumi hanya dalam bentuk fosil.

Sejak tangkapan yang luar biasa itu, ratusan spesimen coelacanth telah ditangkap di sekitar Madagaskar.

Tetapi berhubung tak ada studi konservasi formal yang dilakukan, tak ada yang tahu seberapa baik populasi tersebut.

Penemuan coelacanth menjadi temuan penting bagi ilmu pengetahuan. Sayangnya, sebuah studi yang dipublikasikan di SA Journal of Science menunjukkan bahwa coelacanth mungkin menghadapi ancaman baru untuk bertahan hidup seiring dengan peningkatan perburuan hiu yang berkembang pesat pada 1980-an.

"Jaring Jarifa yang digunakan untuk menangkap hiu adalah inovasi yang relatif baru dan lebih mematikan karena ukurannya yang besar dan dapat dipasang di perairan dalam," tulis peneliti dalam studi mereka.

Hal tersebut membuat peneliti khawatir jika coelacanth berisiko untuk dieksploitasi, terutama di Madagaskar.

"Ada kekhawatiran bahwa jaring jarifa sekarang menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup coelacanth di Madagaskar," tulis mereka.

Lebih lanjut penulis utama Andrew Cooke mengatakan kepada Mongabay News bahwa dia dan para peneliti lainnya terkejut dengan peningkatan penangkapan coelacanth yang tidak disengaja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com