Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusat Gempa Blitar 110 Km di Bawah Laut, Kok Getarannya Terasa Kuat?

Kompas.com - 22/05/2021, 15:58 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Getaran gempa bumi tektonik bermagnitudo M 5,9 yang mengguncang Blitar pada pukul 19.09 WIB, Jumat (21/5/2021) dirasakan tidak hanya di Jawa Timur saja melainkan hingga Provinsi Yogyakarta hingga Denpasar Bali.

Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diketahui bahwa meskipun tak berpotensi tsunami, dampak getaran akibat guncangan gempa tersebut mencapai kekuatan skala V MMI.

Pada kekuatan skala tersebut, getaran gempa dapat dirasakan oleh semua penduduk, sehingga membuat masyarakat terkejut dan lari keluar. Lalu, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, serta timbul kerusakan ringan.

BMKG mencatat, kerusakan ringan terjadi pada banyak bangunan rumah warga dan fasilitas umum di berbagai daerah di Jawa Timur, seperti Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Lumajang, Kota Malang, Kabupaten Pasuruan, serta wilayah lain yang belum terlaporkan.

Baca juga: 6 Fakta Gempa Blitar, dari Bukan Gempa Megathrust hingga Termasuk Merusak

Padahal, pusat koordinat gempa berada di 8,63 LS dan 112,34 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 57 kilometer arah Tenggara Kabupaten, Blitar, Jawa Timur pada kedalaman 110 kilometer.

Lantas mengapa dengan episenter di laut pada kedalaman hiposenter 110 kilometer tersebut getaran akibat guncangan gempa Blitar ini terasa begitu kuat?

Dipengaruhi oleh kondisi geologis setempat

Mengenai persoalan tersebut, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno MSi angkat bicara.

Dalam konferensi pers yang digelar tadi malam, Jumat (21/5/2021), Bambang menjelaskan bahwa dampak gempa yang diakibatkan di suatu permukaan sangat dipengaruhi oleh kondisi geologis wilayah setempat.

Apabila di wilayah tersebut adalah wilayah dengan tinggi sedimen yang cukup tebal, maka getaran gempa yang terjadi akan teramplifikasi sehingga terasa jauh lebih kuat.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, juga sependapat. Dalam kesempatan yang sama, dia menambahkan bahwa kondisi geologis yang dimaksud juga mencakup kondisi tanah atau bebatuan setempat.

Baca juga: Gempa Blitar, BMKG Ingatkan Warga Waspada Potensi Gempa Susulan

Wilayah-wilayah yang mengalami intensitas guncangan yang cukup tinggi, bahkan bisa mencapai kekuatan dengan skala intensitas hingga IV-V MMI, dipengaruhi oleh kondisi sedimen lepas.

"Apalagi semakin tebal (sedimen lepas itu), ini akan terjadi amplifikasi atau penguatan getaran," ujarnya.

Sebaliknya, jika getaran gempa melewati bebatuan yang padat atau keras, maka getaran itu akan cenderung teredam.

"Tapi begitu (getaran) masuk ke sedimen yang lepas, apalagi tebal, ini akan mengalami penguatan getarannya meskipun jaraknya (wilayah) semakin jauh, bisa menjadi lebih kuat karena kondisi sedimennya lepas sehingga getaran itu akan semakin tinggi gelombang getarnya," jelasnya.

Baca juga: Gempa Blitar Terasa hingga Surabaya dan Bali, Pakar Jelaskan Sebabnya

Selain masalah kondisi geologis berupa kondisi tanah dan sedimen tersebut. Faktor lainnya yang disebut Dwikorita dapat mempengaruhi jauhnya jangkauan getaran suatu gempa adalah kedalaman atau hiposenternya.

"Jadi, semakin dalam hiposenter gempa tersebut, maka spektrumnya akan semakin luas juga," kata Dwikorita.

Bambang mengatakan, apalagi dengan yang terjadi sekarang dengan gelombang spektrum (wilayah terdampak getaran) yang cukup luas, artinya gempa ini gempa menengah karena kedalamannya 110 kilometer.

"Jadi sekali lagi sangat dipengaruhi oleh kondisi geologis setempat," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com