Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Tahapan Reaksi yang Muncul Saat Menghadapi Kondisi Tak Terduga

Kompas.com - 21/05/2021, 20:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Namun, berbeda halnya jika kita dihadapkan dengan kondisi atau keadaan yang tidak terduga atau tidak kita inginkan, maka biasanya sebagian besar dari kita akan merespons dengan reaksi negatif, baik untuk diri sendiri maupun orang di sekitar.

Meskipun, masih banyak pula yang tetap memberikan reaksi yang positif.

“Ada banyak kejadian traumatis yang dapat mempengaruhi stabilitas emosi seseorang dan mendorong munculnya reaksi-reaksi emosional berlebihan tak dikenal, yang bisa jadi belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Endang kepada Kompas.com, Kamis (20/5/2021).

Lebih lanjut, kata dia, secara sederhana ada tiga tahap yang dialami seorang individu, ketika menghadapi situasi yang tidak terduga.

1. Shock atau kaget

Seperti yang kita ketahui dan mungkin pernah kita alami, reaksi seperti shock atau kaget adalah respons yang sering kita rasakan saat menghadapai situasi yang tidak kita inginkan. Shock atau kaget ini akan menyebabkan munculnya reaksi.

“Reaksi ini karena bersifat reaktif, kadang tidak terduga, bahkan oleh individu yang bersangkutan,” ujarnya.

Reaksi ini tentu tergantung dari masing-masing individu dan latar belakang psikologis yang mungkin dimiliki.

Ada yang tiba-tiba bereaksi marah-marah meluapkan kekagetannya. Tetapi, ada pula yang menaggapinya dengan santai, tersenyum atau bahkan tertawa-tawa.

Baca juga: Sains Jelaskan Cara Tubuh Bikin Anda Gampang Marah Saat Lapar

2. Tahap pemrosesan

Setelah muncul reaksi akibat shock atau kaget. Berikutnya, akan masuk ke tahap pemrosesan.

Menurut Endang, tidak jarang seorang individu kaget sendiri dengan reaksi yang baru saja diekspresikannya.

Misalnya, setelah kaget dan marah, bisa jadi orang tersebut langsung sadar bahwa yang ia lakukan saat itu keliru.

3. Tahap reorientasi

Pada tahap ketiga dalam merespons situasi yang tidak diinginkan adalah reorientasi.

Adapun yang dimaksudkan tahapan reorientasi, adalah kondisi di mana kita baru bisa berpikir ulang.

“Setelah itu, baru masuk tahap selanjutnya, yaitu reorientasi. Misalnya, baru bisa berpikir ulang, munculnya kesadaran bahwa yang dilakukan salah, dan lain sebagainya,” tuturnya.

Reaksi yang bisa ditampilkan, bisa berupa permintaan maaf ataupun tindakan-tindakan lainnya.

“Meskipun disebut tahapan, bukan berarti semua orang mengalami setiap tahapan secara berurutan,” ucap dia.

Tahapan ini dapat mempermudah kita memahami, proses dari reaksi seseorang yang marah-marah, karena sesuatu masalah yang jadi pemicu, kemudian meminta maaf.

Namun hati-hati, apabila yang menjadi sasaran kemarahan seseorang atau institusi tidak terima, maka tahapan yang sama akan terjadi. Bisa saja reaksi yang muncul adalah membawanya ke ranah hukum.

Baca juga: Depresi Bisa Dialami Semua Orang, Ini Bedanya dengan Emosi Sesaat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com