Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bintang Laut Bunga Matahari Ini Lahir Kembali Setelah Nyaris Punah

Kompas.com - 16/05/2021, 19:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Hilangnya predator utama telah menyebabkan ledakan populasi bulu babi ungu, yang memangsa rumput laut.

"Ini sangat memprihatinkan, karena hutan rumput laut diibaratkan sebagai hutan hujan tropis lautan," kata Hodin.

Bintang laut bunga matahari adalah predator penting dalam ekosistem laut, sehingga punahnya spesies ini menyebabkan hutan rumput laut hilang. Padahal, hutan rumput laut memiliki peran penting bagi laut.

Hutan rumput laut dapat menyerap karbon dalam jumlah besar, memurnikan air dan menyediakan habitat penting bagi makhluk laut.

Hodin, seorang ahli biologi larva, memulai proyek tersebut pada 2019 ketika Nature Conservancy (TNC).

Baca juga: 4 Tahun Menghilang, Bintang Laut Kembali ke Pantai Barat AS

 

Sementara itu, Walter Heady, ahli ekologi laut pesisir di TNC, menambahkan saat timnya memulai studi ini, mereka tidak yakin apakah pemeliharaan hewan ini mungkin dilakuakan di penangkaran.

Heady menambahkan sangat sedikit yang diketahui tentang siklus hidup bintang laut, sebagian karena larva sangat kecil sehingga sangat sulit untuk dipantau atau bahkan ditemukan di alam liar.

"Akan tetapi juga karena itu bukan spesies yang penting secara komersial", kata Heady.

Hodin menambahkan bahwa tujuan pertama studi ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang biologi bintang laut, serta yang terpenting adalah untuk memahami bagaimana spesies dapat pulih di alam liar.

Baca juga: Serba Serbi Hewan: Sains di Balik Pantat Bintang Laut yang Viral

 

Chris Mah, seorang peneliti Smithsonian dan ahli bintang laut yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa studi ini adalah langkah pertama untuk memahami bagaimana membantu memulihkan populasi bintang laut bunga matahari. Akan tetapi, menurutnya ini bukanlah solusi.

"Ini lebih dari satu spesies. Ada lingkungan di sana yang perlu dipelajari dan kita perlu mencari tahu apa yang menyebabkan masalah," jelas dia.

Sementara penyakit yang menggerogoti bintang laut ini telah mereda, pengetahuan ilmiah tentang penyebab penyakit tersebut dan kaitannya dengan pemanasan lautan masih terbatas.

"Mata kami tertuju pada hadiah [pengenalan kembali]," kata Hodin optimis.

Ia berharap perhatian pada bintang laut bunga matahari yang dapat membantu mengkomunikasikan kebutuhan untuk melindungi ekosistem laut.

Baca juga: Serba-serbi Hewan, Bagaimana Cara Bintang Laut Makan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com