Untuk konsep kesinambungan kebudayaan yang terakhir adalah catuspatha, yakni konsep perempatan jalan agung.
Agus berkata, memang konsep perempatan jalan ini dikembangkan di zaman Kerajaan Majapahit.
Dalam masa perkembangan kerajaan-kerajaan Islam, konsep ini ada yang masih bisa ditelusuri dan ada yang tidak bisa lagi ditelusuri.
"Tapi, Catuspatha atau perempatan agung ini sampai saat ini masih dikenal di Bali ya. Sampai sekarang, penataan di Bali selalu bertumpu pada perempatan jalan," tuturnya.
Sementara untuk di Pulau Jawa, Agus berkata, memang sedikit rumit untuk menentukan Catuspatha yang ada di peninggalan-peninggalan sejarah saat ini.
Meskipun, beberapa peninggalan atau tata ruang yang ada memang bersebelahan atau tepat berada sesuai dengan konsep Catuspatha.
Dengan kata lain, Catuspatha atau perempatan jalan dijadikan konsep pembagian tata ruang untuk menentukan titik-titik lokasi penting sebuah pembangunan.
"Nah itu sudah dikenal pada zaman Kerajaan Majapahit, begitu juga zaman perkembangan Islam juga tetap dikenal," pungkasnya.
Baca juga: Ilmuwan Islam Temukan Teori Evolusi 1.000 Tahun Sebelum Charles Darwin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.