Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/04/2021, 12:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.comAir laut memiliki rasa yang sangat asin dengan kandungan garam rata-rata sekitar 3,5 persen.

Konsentrasi garam dalam air laut atau salinitas bisa bervariasi karena dipengaruhi oleh suhu, curah hujan, dan penguapan.

Umumnya, air laut di wilayah khatulistiwa memiliki salinitas yang tinggi karena suhu yang lebih panas sehingga banyak penguapan terjadi.

Sementara itu, air laut di dekat kutub memiliki salinitas yang rendah karena es yang mencair dan hujan lebat mengencerkan air laut.

Dilansir dari The Wildlife Trusts, sebagian garam di laut berasal dari gunung berapi bawah laut dan ventilasi hidrotermal, namun sebagian besar berasal dari darat.

Baca juga: Mengapa Air Laut Berwarna Biru?

Air hujan melarutkan mineral dan melepaskan garam dari bebatuan di darat yang kemudian dibawa oleh sungai ke laut.

Ketika cahaya matahari menghangatkan laut, air menguap dan garam tertinggal sehingga membuat air laut terasa asin.

Setiap tahunnya diperkirakan ada 4 miliar ton garam masuk ke laut, namun air laut tidak bertambah asin karena jumlah garam yang disimpan di dasar laut tetap sama.

Air laut terlalu asin bagi manusia dan sebagian besar hewan darat. Minum air laut akan membuat tubuh manusia dehidrasi karena kadar garamnya yang tinggi.

Namun, banyak hewan yang hidup di dalam atau di dekat laut yang mengembangkan berbagai cara untuk memompa kadar garam yang berlebih untuk menjaga keseimbangan level air mereka.

Baca juga: Indonesia dan 5 Negara Asia Diprediksi Terendam Air Laut pada 2050

Misalnya, burung elang laut yang menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk terbang di atas laut lepas memiliki cara untuk beradaptasi dengan air laut yang asin.

Untuk menghilangkan kelebihan kadar garam dari air dan makanan yang dikonsumsi, elang laut memiliki kelenjar garam tepat di belakang rongga mata.

Kelenjar elang laut akan mengeluarkan larutan garam yang sangat pekat yang mengalir keluar melalui ujung paruhnya.

Contoh lain, dilansir dari American Museum of Natural History, ikan hiu memiliki cara tersendiri untuk beradaptasi dengan air laut yang asin dan mempertahankan kadar air di tubuhnya.

Hiu memiliki bahan kimia yang disebut urea. Kandungan urea dan bahan kimia lain di dalam tubuh ikan hiu sama dengan jumlah garam di air laut.

Baca juga: Ahli Usul Beri Makan Sapi Pakai Rumput Laut untuk Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Alih-alih meminum air laut, hiu justru menghisap air laut melalui insangnya. Kelenjar di sistem pencernaan hiu yang akan menghilangkan kelebihan garam.

Oleh sebab itu, tubuh ikan hiu tetap seimbang dan tidak perlu mengeluarkan air untuk mengurangi kadar garam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com