Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah GERD Bisa Memicu Panic Attack? Begini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 19/03/2021, 07:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit GERD yang kerap membuat penderitanya merasa panas di dada seringkali dikaitkan dengan kondisi psikologis penderitanya. GERD bahkan disebut dapat memicu panic attack (serangan panik).

Namun, benarkah demikian?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RS Pondok Indah, dr Hasan Maulahela SpPD-KGEH menjawabnya dalam bincang-bincang Sains Talk Kompas.com, Kamis (11/2/2021).

Dia menegaskan bahwa panic attack dengan GERD memang berhubungan sekali.

"Memang banyak sekali pasien yang tercetus panic attack-nya itu karena GERD," kata dia.

Baca juga: Apakah Gerd Bisa Memicu Serangan Jantung? Ini Penjelasan Ahli

Hal ini karena kondisi-kondisi gejala nyeri di dada bisa membuat pasien Gerd merasa cemas.

"Nah, di situlah perasaan panik akan mulai dialami oleh pasien GERD," jelasnya.

Sebaliknya, panic attack juga bisa mencetuskan GERD.

Pasalnya, seperti dijelaskan oleh dr Hasan, kondisi pikiran sangat berpengaruh pada pencernaan, mulai dari kerongkongan, lambung, usus hingga usus besar. Pasien-pasien yang cemas, misalnya, diketahui memiliki kadar asam lambung yang lebih tinggi daripada pasien yang tidak cemas.

Saking eratnya, hubungan antara otak dan pencernaan memiliki istilah sendiri, yakni "gut-brain interaction" dan "gut-brain axis". Ketika suatu penyakit pencernaan disebabkan oleh aspek psikologis, ini disebut gejala-gejala psikosomatis.

Oleh karena itu, baik GERD maupun panic attack harus diobati agar tidak menjadi pencetus satu sama lain.

"Kita obati GERD-nya, panic attack itu juga harus kita obati, karena memang panic attack itu suatu kelainan psikosomatis juga yang membutuhkan penanganan khusus," ujarnya.

Baca juga: Apakah Gerd Bisa Memicu Serangan Jantung? Ini Penjelasan Ahli

Tentang GERD dan panic attack

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah kelainan sistem pencernaan yang mempengaruhi kinerja otot kerongkongan bagian bawah (otot LES).

Penyakit ini diakibatkan oleh refluks asam lambung di kerongkongan (esofagus)  dan kerap menyebabkan rasa dada terbakar (heartburn) atau gangguan pencernaan.

Refluks asam lambung dapat terjadi karena sfingter (otot katup) esofagus tidak menutup dengan benar atau cukup erat, sehingga tidak dapat bekerja dengan baik.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com