Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

B.1.1.7 Sampai N493K, Kenapa Nama Varian Virus Corona Aneh dan Rumit?

Kompas.com - 15/03/2021, 18:03 WIB
Dea Syifa Ananda,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber NY Times

Trevor Bedford, ahli biologi evolusi di Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle dan anggota kelompok kerja mengatakan, terdapat ribuan dan ribuan varian yang ada, dan para peneliti membutuhkan cara untuk melabeli mereka.

Penamaan penyakit sebenarnya tidak selalu rumit. Sifilis, misalnya, diambil dari puisi tahun 1530 di mana seorang gembala, Syphilus, dikutuk oleh dewa Apollo.

Sejarawan sains di Inggris, Richard Barnett mengemukakan bahwa mikroskop majemuk yang ditemukan sekitar tahun 1600, membuka dunia mikroba yang tersembunyi, memungkinkan para ilmuwan untuk mulai menamainya menurut bentuknya.

Namun tetap saja, rasisme dan imperialisme menyusup ke dalam nama penyakit. Pada tahun 1800-an, ketika kolera menyebar dari anak benua India ke Eropa, surat kabar Inggris mulai menyebutnya "kolera India", yang menggambarkan penyakit tersebut sebagai sosok dengan serban dan jubah.

“Penamaan seringkali dapat mencerminkan dan memperluas stigma,” kata Dr. Barnett.

Baca juga: Apakah Mutasi Virus Corona Selalu Lebih Ganas dan Mematikan?

Maka, pada tahun 2015 WHO mengeluarkan praktik terbaik untuk penamaan penyakit dengan menghindari lokasi geografis atau nama orang, spesies hewan atau makanan, dan istilah yang memicu ketakutan yang tidak semestinya, seperti "fatal" dan "epidemi".

Para ilmuwan mengandalkan setidaknya tiga sistem tata nama yang bersaing seperti Gisaid, Pango, dan Nextstrain yang masing-masing masuk akal di dunianya sendiri.

“Anda tidak dapat melacak sesuatu yang tidak dapat Anda sebutkan,” kata Oliver Pybus, ahli biologi evolusi Oxford yang membantu merancang sistem Pango

Ilmuwan memberi nama varian ketika perubahan dalam genom bertepatan dengan wabah baru, tetapi mereka menarik perhatian hanya jika ada perubahan dalam perilaku virus tersebut atau jika mereka lebih mudah ditularkan.

Misalnya B.1.1.7, yaitu varian yang pertama kali terlihat di Inggris atau jika mereka setidaknya mengelak sebagian dari respon imun seperti B.1.351, varian terdeteksi di Afrika Selatan.

Enkode dalam huruf dan angka yang campur aduk adalah petunjuk tentang asal usulnya. Misal "B.1" yang menunjukkan bahwa varian tersebut terkait dengan wabah di Italia musim semi lalu.

Baca juga: Ahli Ungkap Varian Baru Corona N439K Sudah Masuk Indonesia sejak November 2020

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com