Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidur Tengkurap Membuat Pasien Covid-19 Terhindar dari Ventilator, Kok Bisa?

Kompas.com - 26/02/2021, 09:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com- Posisi tidur bagi para pasien Covid-19, baik dengan gejala ringan, sedang maupun berat, ternyata memberikan efek yang sangat besar bagi peluang kesembuhan dari infeksi penyakit ini.

Hal itu diungkapkan oleh Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru), Prof. dr. Menaldi Rasmin, Sp.P(K)., FCCP dalam Webinar dan Media Gathering Online 2021, Update Perkembangan Covid-19 & Vaksinasi yang diselenggarakan Ramsay Sime Darby Health Care Indonesia (RSDHI), Kamis (26/2/2021).

Dalam paparannya bertajuk Covid-19 dan Hubungannya dengan Vaksin, Prof Menaldi mengatakan bahwa teori tidur tengkurap atau telungkup sangat bermanfaat untuk menghindarkan pasien mengalami sesak napas.

"Itu (tidur tengkurap terhindar dari sesak napas) manfaat sederhananya," kata Prof Menaldi.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Benarkah Tidur Bisa Tingkatkan Imunitas Tubuh?

 

Prof Menaldi mengatakan bahwa manfaat tidur tengkurap pada pasien Covid-19 akan membuat organ pernapasan, yakni paru-paru dapat tetap bersih, terhindar dari potensi terjadinya endapan peradangan pada organ ini.

Antara lain seperti paru-paru bengkak dan basah, yang dapat menyebabkan pasien menjadi sulit bernapas.

"Walaupun pasien kasusnya ringan dan melakukan isolasi mandiri di rumah, kita anjurkan agar dia tidur dalam posisi tengkurap, untuk menghindarikan dia dari perawatan di rumah sakit," jelas Prof Menaldi.

Manfaat tidur tengkurap pasien Covid-19

Perlu diingat bahwa Covid-19 yang masuk ke dalam tubuh akan menginfeksi paru-paru yang menyebabkan pernapasan menjadi terganggu hingga membuat peradangan hebat yang dapat membuat organ tersebut terendam cairan.

Anjuran untuk tidur tengkurap oleh dokter spesialis paru ini, memang adalah sesuatu yang sederhana, namun ternyata manfaatnya sangat besar bagi kesembuhan pasien Covid-19.

Baca juga: Studi: Tanpa Disadari, Pandemi Covid-19 Mengganggu Pola Tidur Kita

Ilustrasi pasien Covid-19 yang membutuhkan ventilator, umumnya menunjukkan gejala delirium. Gejala delirium Covid-19 menyebabkan hilang kesadaran, pasien umumnya datang ke IGD sambil mengigau, hilang fokus. Kebanyakan ditemukan pada pasien dewasa yang lebih tua, dengan rata-rata usia di atas 70 tahun.SHUTTERSTOCK/Halfpoint Ilustrasi pasien Covid-19 yang membutuhkan ventilator, umumnya menunjukkan gejala delirium. Gejala delirium Covid-19 menyebabkan hilang kesadaran, pasien umumnya datang ke IGD sambil mengigau, hilang fokus. Kebanyakan ditemukan pada pasien dewasa yang lebih tua, dengan rata-rata usia di atas 70 tahun.

Guru besar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) ini mengatakan saat paru-paru menjadi sangat basah karena terendam cairan dapat mengganggu proses difusi oksigen atau pertukaran udara di dalam paru-paru.

"Akibatnya, cairan tersebut mengganggu masuknya oksigen ke pembuluh darah, sehingga membuat pasien kesulitan bernapas, sesak, dan bisa meninggal," kata Prof Menaldi.

Sesak napas yang terjadi pada pasien Covid-19 ini, terjadi karena paru-paru bekerja lebih keras untuk mendapatkan oksigen.

Saat paru-paru dalam kondisi sangat basah, oksigen sulit masuk.

Baca juga: Jangan Remehkan Posisi Tidur Anda, Ahli Jelaskan Efeknya

 

Dengan tidur tengkurap, kata Prof Menaldi, maka kita akan membuat paru-paru lebih terbuka dan udara atau oksigen bisa masuk.

"Memang tidur tengkurap itu tidak enak, pasien akan terbangun lalu mengubah posisi tidur miring, lalu ke posisi terlentang," ungkap dia.

Saat posisi tidur pasien selalu bergerak demikian, maka cairan dalam organ perpasan ini akan bergerak menyesuaikan arah posisi tidur, sehingga oksigen bisa masuk ke dalam paru-paru dan membuat pasien terhindar dari sesak napas.

Apabila tetap dibiarkan tidur dengan posisi terlentang dan tidak ada keluhan sesak napas, kondisi ini menurut Prof Menaldi juga tidak baik bagi paru-paru, sebab bisa menyebabkan organ tersebut menjadi kaku.

Baca juga: Apa Saja Pemeriksaan yang Diperlukan untuk Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri?

Ilustrasi tidur.PEXELS/ANDREA PIACQUADIO Ilustrasi tidur.

"Kaku (organ paru-paru) itu akan menyebabkan orang akan susah napas, meskipun nanti sudah sembuh dari Covid-19. Jadi itu sebabnya, mengapa teori tidur tengkurap itu sangat penting," jelas Prof Menaldi.

Mengurangi keparahan dan risiko kematian

Lebih lanjut Prof Menaldi juga mengatakan jika setiap posisi tidur tersebut dikerjakan antara 2-3 jam, maka misalnya pada pasien Covid-19 sakit ringan dan sedang isolasi mandiri di rumah, dapat terhindar dari risiko keparahan yang dapat membuatnya masuk rumah sakit.

Pada pasien gejala sedang dan dirawat di bangsal perawatan rumah sakit, dengan posisi tidur ini, maka sangat mungkin terhindar dari perawatan berat di ICU.

Baca juga: Peneliti Ungkap Badai Sitokin Sebabkan Delirium, Kebingungan yang Dialami Pasien Covid-19

 

Bahkan, apabila posisi tidur yang dimulai dari tengkurap ini diterapkan pada pasien dengan Covid-19 parah, maka dia dapat terhindar dari risiko penggunaan alat bantu pernapasan, ventilator.

"Cara sederhana, tetapi memiliki banyak makna. Sebab, menggunakan ventilator itu sangat mahal biayanya. Banyak risiko lain-lain, hingga risiko mortalitasnya (kematian akibat Covid-19) juga bisa makin tinggi," papar Prof Menaldi.

Kendati demikian, kata Prof Menaldi, teori posisi tidur tengkurap tidak selalu bisa diterapkan pada kondisi penyakit lainnya.

Akan tetapi, pada pasien Covid-19, tidur tengkurap atau telungkup, justru menjadi salah satu cara yang coba dipaksakan, dengan tujuan menghindari keparahan penyakit yang menyerang paru-paru ini.

Baca juga: Apa Itu Coronasomnia, Sulit Tidur Selama Pandemi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com