Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Kematian Firaun Mesir ke-14 Cukup Brutal, Ada Penyerangan

Kompas.com - 20/02/2021, 19:00 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kemajuan teknologi rupanya turut membantu ilmu pengetahuan menguak berbagai misteri masa lalu.

Seperti pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT) yang dilakukan terhadap mumi berusia 3.600 tahun ini.

Mumi tersebut adalah seorang firaun Mesir bernama Seqenenre Taa-II, firaun ke-14 dari dinasti Theban dan pemimpin Mesir selatan selama pendudukan Mesir oleh Hyksos.

Sayang, dalam upayanya untuk menggulingkan Hyksos, firaun itu kemudian terbunuh.

Baca juga: Sangat Mewah, Firaun Mesir Ini Pakai Perhiasan dari Pecahan Meteorit

Namun kematian Seqenenre Taa-II menjadi misteri. Sejak penemuan muminya pada tahun 1880-an, para ahli masih memperdebatkan penyebabnya.

Studi sebelumnya mencatat bahwa firaun memiliki luka kepala yang parah tetapi tak ada luka lain di tubuhnya. Hal tersebut memunculkan teori bahwa ia ditangkap dalam pertempuran dan dieksekusi setelahnya.

Kondisi mumi yang buruk juga menunjukkan bahwa pembalseman dilakukan dengan tergesa-gesa dan tak sesuai dengan ritual dan teknik mumifikasi kerajaan yang epik.

Berkat pemindaian CT, peneliti kini berhasil mengungkap teka teki kematian firaun tersebut.

Dikutip dari IFL Science, Jumat (19/2/2021) dalam studi terbaru peneliti menyebut bahwa kematian Seqenenre Taa-II cukup brutal.

Hasil pemindaian menunjukkan adanya beberapa luka di kepala yang tak dijelaskan sebelumnya. Peneliti kemudian merumuskan teori baru jam-jam terakhir firaun.

Mereka mengira Seqenenre Taa-II memang tertangkap di medan perang dengan tangannya terikat di belakang sehingga ia tak bisa membela diri dari penyerangnya.

"Ini menunjukkan bahwa Seqenenre Taa-II benar-benar berada di garis depan bersama tentaranya, mempertaruhkan nyawa untuk membebaskan Mesir," kata Dr Sahar Saleem, profesor radiologi di Universitas Kairo dan penulis utama studi.

Pemindaian CT dan bukti lain juga menunjukkan bahwa eksekusi dilakukan oleh beberapa penyerang karena luka cocok dengan setidaknya lima senjata berbeda yang dimiliki musuh.

"Dalam eksekusi normal terhadap tahanan yang terikat dapat diasumsikan bahwa hanya ada satu penyerang. Mungkin dari sudut yang berbeda tetapi tidak dengan senjata yang berbeda. Kematian Seqenenre Taa-II lebih merupakan eksekusi seremonial," jelas Saleem.

Studi baru juga memberikan pandangan lain mengenai proses mumifikasi Seqenenre Taa-II yang dianggap buruk. Menurut Saleem, mumifikasi justru dilakukan dengan terampil.

Saat itu orang menggunakan bahan pembalseman sebagai pengisi untuk menyembunyikan luka di kepala firaun, mirip dengan operasi plastik saat ini.

Hal tersebut menunjukkan mumifikasi dilakukan di tempat yang layak dengan perlengkap yang sesuai pula.

Baca juga: Uji DNA Buktikan Semangka adalah Makanan Favorit Firaun Mesir

Meski berakhir dengan kematian namun perjuangan Seqenenre Taa-II untuk menggulingkan Hyksos ternyata berhasil.

Studi telah dipublikasikan di Frontiers in Medicine.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com