Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Gede Terlihat dari Kemayoran, Benarkah PSBB Bersihkan Polusi Jakarta?

Kompas.com - 17/02/2021, 17:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com- Pemandangan Gunung Gede Pangrango dengan langit cerah tampak terlihat dari kawasan Kemayoran Jakarta Pusat pada Rabu (17/2/2021) pagi ini. Foto ini lantas menjadi viral di media massa.

Foto pemandangan Gunung Gede Pangrango ini diunggah oleh akun @wibisono.ari, dengan caption, "Pemandangan Gunung Gede Pangrango di Kemayoran Jakarta Pusat Pagi ini, menandakan Kualitas udara sedang bersih Jakartans".

Seperti diberitakan Kompas.com, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Syaripudin mengatakan penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama pandemi Covid-19 berdampak positif bagi lingkungan.

Syaripudin mengatakan hal itu bisa terlihat dari kualitas udara dan pandangan langit Jakarta yang tidak lagi berkabut karena polusi udara, sehingga membuat pemandangan Gunung Gede Pangrango terlihat dari Kemayoran, Jakarta Pusat.

Baca juga: Benarkah Polusi Udara di Jakarta Menurun Selama Pandemi? Ini Faktanya

 

Lebih lanjut Syaripudin mengatakan bahwa selama PSBB berlangsung, banyak pembatasan aktivitas warga dilakukan, mulai dari tempat kerja, fasilitas sosial dan fasilitas umum hingga transportasi umum.

Menurut Syaripudin, dengan rendahnya mobilitas warga Jakarta yang bepergian ke luar rumah, maka pencemaran udara dari kendaraan umum dan tempat industri menjadi berkurang.

Kadarsah, Koordinator Bidang Analisis Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membenarkan bahwa PSBB di masa pandemi virus corona ini berkontribusi terhadap penurunan tingkat polusi udara di ibu kota Jakarta.

"Pertama memang faktor-faktor yang memengaruhi polusi itu jelas, sumber polusinya yaitu aktivitas manusia. Ketika PSBB dilakukan, aktivitas manusia termasuk polusi udara juga berkurang," kata Kadarsah saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/2/2021) saat dimintai tanggapan soal pemandangan Gunung Gede Pangrango dan langit Jakarta yang cerah.

Baca juga: PSBB Transisi Jakarta Nomor Dua Penyumbang Polusi Udara Dunia, Kok Bisa?

Kendaraan bermotor melintasi Jl. Prof. Dr. Satrio, Karet Kuningan, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019). Berdasarkan data situs penyedia peta polusi daring harian kota-kota besar di dunia AirVisual, menempatkan Jakarta pada urutan pertama kota terpolusi sedunia pada Senin (29/7) pagi dengan kualitas udara mencapai 183 atau dalam kategori tidak sehat.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Kendaraan bermotor melintasi Jl. Prof. Dr. Satrio, Karet Kuningan, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019). Berdasarkan data situs penyedia peta polusi daring harian kota-kota besar di dunia AirVisual, menempatkan Jakarta pada urutan pertama kota terpolusi sedunia pada Senin (29/7) pagi dengan kualitas udara mencapai 183 atau dalam kategori tidak sehat.

Polusi udara Jakarta dicuci hujan

Kendati demikian, pemandangan langit cerah hingga tampak pemandangan Gunung Gede Pangrango ini juga turut diperkuat oleh kondisi curah hujan yang turun di wilayah Jakarta.

Kadarsah mengatakan dari beberapa pengamatan polusi terlihat mengalami penurunan dan saat hujan, Selasa (16/2/2021) malam, polusi yang ada di udara semakin berkurang.

Jadi, ketika hujan yang terjadi mulai Selasa (16/2/2021) mengguyur wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, maka, kata Kadarsah, polusi yang ada di udara semakin berkurang akibat dicuci oleh curah hujan yang lebat.

Peta Sebaran Hujan Jabodetabek BMKG. Data tersebut menunjukkan curah hujan tinggi mengguyur wilayah Jabodetabek, kawasan merah menunjukkan hujan sangat lebat di Tangerang. Menjadi salah satu penyebab langit cerah Jakarta, Rabu (17/2/2021) pagi dan membuat pemandangan Gunung Gede Pangrango viral di media sosial.BMKG Peta Sebaran Hujan Jabodetabek BMKG. Data tersebut menunjukkan curah hujan tinggi mengguyur wilayah Jabodetabek, kawasan merah menunjukkan hujan sangat lebat di Tangerang. Menjadi salah satu penyebab langit cerah Jakarta, Rabu (17/2/2021) pagi dan membuat pemandangan Gunung Gede Pangrango viral di media sosial.

Baca juga: Trending Langit Jakarta Biru Cerah Hari Ini, Ini Penjelasan BMKG

"Dalam ilmu meteorologi klimatologi, disebut dengan deposisi basah," kata Kadarsah.

Mekanisme wet deposition atau pengendapan basah ini, kata Kadarsah, membersihkan polusi dengan menurunkan polutan-polutan yang ada di udara, dicuci atau dibersihkan dengan curah hujan yang tinggi.

"Semakin tinggi curah hujannya, maka polutan-polutan di atmosfer atau udara akan mengendap," jelas dia.

Baca juga: Sumber Utama Polusi Udara Jakarta Ternyata Bukan Transportasi, Kok Bisa?

Sederhananya, polutan yang melayang di udara dijatuhkan oleh butiran-butiran hujan.

Semakin lebat hujan yang turun, maka semakin banyak polutan di udara yang dijatuhkan atau dibersihkan.

"Ini fenomena yang biasa dan sering terjadi," imbuh Kadarsah.

Berdasarkan data BMKG, Peta Observasi Curah Hujan Kemarin, 16 Februari 2021 mulai pukul 07.00 WIB hingga 17 Februari 2021, pukul 07.00 WIB, menunjukkan curah hujan tinggi di sejumlah wilayah di Jabodetabek.

Baca juga: Jakarta Zona Merah Pandemi, Berapa Lama Durasi Ideal untuk PSBB Total?

 

Kadarsah menjelaskan terlihat curah hujan di Tangerang lebat, juga di Kelapa Gading dan Kedoya, ditunjukkan dengan warna merah.

"Tangerang dan Kelapa Gading hujan sangat lebat, sebab lebih dari 100 mm/hari," imbuh Kadarsah.

Bahkan, curah hujan yang terjadi sebelumnya juga menunjukkan angka yang cukup tinggi. Sehingga semakin memperkuat proses wet deposition yakni yang membersihkan polusi udara dan membuat langit Jakarta sangat cerah pada Rabu (17/2/2021) pagi.

Baca juga: Polusi Udara di Jakarta Nomor Dua di Dunia, Ahli Ingatkan Perlunya Penanganan Segera

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com