Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Medis Menumpuk, LIPI Kenalkan Metode Rekristalisasi untuk Daur Ulang

Kompas.com - 17/02/2021, 11:05 WIB
Dea Syifa Ananda,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bukan hanya berdampak pada sistem kesehatan, limbah medis sekali pakai yang semakin menumpuk selama pandemi Covid-19 juga tak bisa diabaikan.

Apalagi, limbah medis seperti masker, baik yang dipakai oleh tenaga kesehatan maupun personal sulit untuk didaur ulang.

Selanjutnya, limbah tersebut akan menghasilkan sampah mikroplastik yang dapat menganggu ekosistem laut.

Sebagai upaya mengatasi hal tersebut, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah mengembangkan suatu metode yang efektif dan mudah diterapkan untuk mendaur ulang sampah plastik medis.

Baca juga: Corona Sebabkan Limbah Infeksius, Pemusnahannya Masih Terkendala

Sejak pertengahan tahun 2020, Sunit Hendrana, Peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI mencoba berinovasi melalui metode pengolahan sampah plastik yang disebut rekristalisasi.

Sejak pertengahan tahun 2020, Sunit Hendrana, Peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI mencoba berinovasi melalui metode pengolahan sampah plastik yang disebut rekristalisasi.

Metode rekristalisasi mudah dilakukan, karena dapat dilakukan tanpa proses sterilisasi terlebih dulu,” kata Sunit dalam webinar virtual yang diselenggarakan oleh LIPI bertajuk 'Jangan Buang Maskermu!: Pengelolaan Limbah Masker di Masa Pandemi COVID-19', pada Selasa (16/2/2021).

Metode rekristalisasi ini memiliki berbagai keunggulan fitur, seperti tingginya kemurnian produk daur ulang sehingga dapat digunakan lagi.

Selain itu juga memiliki potensi memisahkan kandungan logam bebas dan potensi konsumsi energi yang lebih rendah, sehingga sterilisasinya dapat dilakukan dalam rangkaian proses daur ulang.

Rekristalisasi ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Pemotongan plastik (bila diperlukan)

2. Pelarutan plastik

3. Pengendapan pada antipelarut

4. Penyaringan.

Metode rekristalisasi juga dilakukan pada suhu yang sesuai dengan sifat kelarutan plastik yang dimaksud.

Baca juga: Satwa Liar Hadapi Ancaman Limbah Masker Sekali Pakai

Proses rekristalisasi ini memungkinkan terjadinya degradasi yang sangat rendah, karena tidak adanya shear (geser) ­dan stress (tekanan) seperti pada proses daur ulang biasa.

Hal ini menghasilkan plastik kristal yang dapat digunakan kembali dengan kualitas sangat baik.

“Metode kristalisasi dapat diterapkan pada hampir semua jenis plastik, seperti PP (polipropilena), PE (polietilana), PS (polistirena), PVC (polivinilklorida), PC (polikarbonat), dan PMMA (polimetil metakrilat),” tambah Sunit.

Lebih lanjut, Sunit mengharapkan hasil penelitian ini dapat diterapkan dan berguna untuk menyelesaikan masalah sampah medis akibat pandemi Covid-19 yang tengah terjadi.

Dirinya juga berkomitmen untuk tetap menjaga ekosistem lingkungan dengan mendaur ulang sampah plastik medis, agar sampah plastik dapat berkurang.

Baca juga: Limbah Infeksius Corona Dianggap Bahaya, Ini Prosedur Mengolahnya di Rumah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com